Penulis
Intisari-Online.com- Untuk tahun 2030, para ilmuan memiliki rencana untuk mengganti bahan bakar fosil dengan fusi nuklir. Hal ini didasarkan pada teknologi dalam fase nuklir bisa meniru reaksi dari kekuatan matahari yang alami.
Rencana ini tertuang pada laporan yang disusun oleh University of Alberta, University of Saskatchewam, dan berbagai perusahan. Dikabarkan dibutuhkan dana sekitar 96 juta US Dollar (Rp 1,28 triliun) untuk membawa fusi nuklir dengan realitas-investasi yang relatif kecil mengingat tujuannya untuk membangun operasional.
(Para Ilmuan Ungkap Blueprint Komputer Super Kuantum Seukuran Lapangan Sepakbola)
“Pada kesempatan, kita perlu melihat investasi dalam kapasitas penelitian dan akademisi dalam rangka untuk memastikan kita memproduksi lulusan dengan keterampilan yang dapat berkontribusi dalam bidang ini,” ucap Michael Delage, kepala kantor teknologi dari General Fusion.
Dana yang masuk tidak langsung menuju General Fusion. Sebaliknya, mereka berencana untuk mendistribusikan investasi antara beberapa kelompok penelitian, universitas, dan organisasi yang memiliki tujuan yang sama.
Dalam laporan ditegaskan jika perusahaan swasta akan memainkan peran besar dalam komersialisasi teknologi. “Teknologi yang kita gunakan adalah pendekatan yang menurut kami memiliki keuntungan biaya yang pas,” kata Delage. Setelah membangun salah satu bagian dari rencana ini lalu menjadi komersil, mungkin rencana ini akan lebih kompetitif, lanjutnya.
Rencana ini mungkin terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Sebab, sumber energi yang digunakan merupakan salah satu yang paling berlimpah di Bumi, dengan biaya murah, dan tidak merusak lingkungan.
(Teori Awan Heksagonal dari Ilmuan Mengkalim Mengetahui Alasan di Balik Misteri Segitiga Bermuda)
Tapi ketika kita masuk pada era bahan bakar fosil dan mulai menuai korban, maka sudah saatnya kita memikirkan alternatif selanjutnya untuk lebih berkelanjutan.
Fusi nuklir dipilih karena paling mungkin menjadi energi yang berharga berdasarkan kepadatan energi tertinggi, rasio pengembalian energi (EPR) terbaik, dan jejak karbon terendaj di antara semua sumber yang tersedia saat ini.
Untuk mengembangkan rencana ini, semua hal perlu dipertimbangkan. Fusi nuklir memang bisa menjadi salah satu energi baru yang baik untuk masa depan. Tapi itu semua membutuhkan dukungan dari perusahaan swasta dan pemerintah yang berskala teknologi besar.