Penulis
Intisari-Online.com – Seringkali, pertengkaran menjadi awal keretakan rumah tangga. Lalu, sebenarnya apa rahasia bebas dari pertengkaran dalam perkawinan? Cerita di bawah merupakan contoh lucu untuk menjelaskan rahasia itu.
Seorang pelancong dunia pernah mengunjungi sebuah desa kecil di pedesaan Meksiko. Di bar, seseorang bertanya apakah ia sudah menikah.
“Cerai, sebenarnya. Saya tidak bisa menemukan seorang wanita yang tidak berakhir dengan pertengkaran di sepanjang waktu,” kata pelancong itu.
“Maka Anda harus berbicara dengan pasangan tua yang tinggal di bukit di luar desa. Rumor mengatakan bahwa mereka telah menikah selama 60 tahun dan mereka tidak pernah bertengkar sepanjang waktu,” kata penduduk lokal itu.
“Apa? Itu tidak mungkin!” seru pelancong.
Tapi penduduk lokal itu bersumpah bahwa itu benar. Pelancong itu ingin membuktikannya. Maka keesokan paginya ia sudah mengetuk pintu rumah kecil di bukit dan langsung disambut oleh sang suami, yang mengundangnya untuk minum teh. Setelah pelancong itu menjelaskan mengapa ia datang menemui mereka, orang tua itu tersenyum dan mengangguk.
“Memang benar, kami tidak pernah bertengkar.”
“Tolong,” pinta pelancong itu, “Bsa Anda ceritakan rahasia Anda?”
“Baiklah,” kata orang tua itu. “Semuanya dimulai sekitar 60 tahun yang lalu, tepat setelah pernikahan. Kami tumpangi keledai kami kembali ke kota dan ketika berjalan menuruni jalan dan tersandung batu, istri saya berkata pada keledainya, 'satu'. Kami terus naik dan ia tersandung pada batu lain, yang membuat istri saya langsung mengatakan 'dua'."
"Dua menit kemudian, keledai kami tersandung batu lagi, istri saya mengatakan, 'Ini tiga'. Dan tanpa saya pikirkan ia menarik keluar pistol. Saya tidak tahu bahwa ia memilikinya dan menembak kepala keledai itu tanpa berpikir dua kali! Saya sangat terkejut dan berteriak padanya, ‘Apa sih yang kau pikirkan? Kita membutuhkan keledai itu, kau gila?’ Istri saya melihat langsung di mata saya dan berkata, ‘satu’. Dan kami tidak pernah bertengkar sejak saat itu.”
Artinya, sang istri sudah mulai menghitung pertengkaran pertama mereka. Maka, mereka tak menginginkan ada pertengkaran berikutnya demi kebaikan semua.