Find Us On Social Media :

Batubara Menipis, Negara China Hentikan Pembangunan 103 Pembangkit Listrik Bertenaga Batubara

By Mentari Desiani Pramudita, Jumat, 20 Januari 2017 | 11:00 WIB

Batubara Menipis, Negara China Hentikan Pembangunan 103 Pembangkit Listrik Bertenaga Batubara.

Intisari-Online.com- Melihat kapasistas batubaru di masa depan yang tidak jelas, pemerintah China secara resmi menghentikan 103 pembangkit listrik bertenaga batubara di beberapa provinsi.

Melihat negara Amerika Serikat yang memiliki 305 gigawatt (GW) pembangkit listrik bertenaga batubara, China juga mencanangkan hal yang sama. Rencananya, China akan membuat 100 lebih pembangkit listrik bertenaga n batubara dengan jumlah 120 HW. Bahkan tahun 2020, Cina menargetkan kapasitas batubara menjadi 1.100 GW.

(Zhengzhou, Kota Kecil di China yang Dijuluki iPhone City)

Tapi hal ini terpaksa dihentikan karena kapasitas batubara yang diperlukan tidak mencapai target. Selain itu, negara dengan penduduk terbangak di dunia ini sudah banyak memiliki masalah polusi. Sehingga pada akhirnya pemerintah negeri Ginseng merasa tidak memerlukan pembangkit listrik bertenaga batubara.

Dari data, National Energy Administration telah membatalkan perencanaan dan konstruksi pada 85 pembangkit listrik bertenaga batubara yang baru dan 19 fasilitas yang sudah jadi tahun lalu. Total ada 103 yang dibatalkan dari 13 provinsi di China.

Pembatalan ini mengakibatkan China rugi 430 miliar Yuan atau 62 miliar US Dollar (Rp829 triliun). Sebab, dari 120 GW yang dibutuhkan, sudha 54 GW yang datang dan sudah masuk tahap pembangunan.

(Masih Ingat Transit Elevated Bus? Moda Transportasi Futuristik Buatan China Ini Justru Bikin Macet)

Alasan lain pembatalan ini adalah banyaknya infrastruktur di China yang membuat ekonomi negara ini bermasalah. Sehingga akan minim energi di masa depan jika tidak bermain dengan baik.

Tapi kasus pembatalan ini mendapatkan sambutan yang baik dari kelompok lingkungan di China. Menurut mereka ini adalah langkah terbaik untuk negara ini. “Menghentikan proyek di tengah jalan sangat boros, tapi menghabiskan uang dan sumber data untuk hal yang tidak penting juga akan lebih borod,” kata kelompok lingkungan yang bernama Greenpeace ini.