Penulis
Intisari-Online.com -Jerman dan China telah membuat kesepakatan untuk memperluas kemitraan. Keduanya juga berjanji untuk terus memerangi perubahan iklim.
Kesepakatan dua negara besar ini adalah respon atas sikap Washington setelah Donald Trump menghentikan kesepakatan iklim global.
Berlin menjadi pemberhentian pertama di Eropa Perdana Menteri China Li Keqiang, di tengah kekhawatiran Jerman atas beberapa kebijakan Presiden AS, Donald Trump, terutama soal perubahan iklim dan proteksionisme.
“China telah menjadi mitra yang lebih penting dan strategis,” ujar Angela Merkel dalam konferensi pers dengan Li.
Baca juga:Kemendag: Indonesia Siap Melawan Ancaman Donald Trump
“Saat ini kita hidup dalam ketidakpastian dan melihat tanggung jawab kami untuk memperluas kemitraan di semua bidang yang berbeda dan untuk mendorong tatanan dunia berdasarkan hukum,” lanjutnya.
Keduanya mengadakan pembicaraan luas tentang isu-isu terkait perdagangan, hak-hak sipil, krisis Korea Utara, dan perubahan iklim. Mereka juga menandatangani banyak kesepakatan bisnis.
“Kami berdua siap berkontribusi bagi stabilitas dunia,” tambah Li.
Saat dunia menunggu keputusan Trump tentang perubahan iklim setelah ia mengecam para aktivis Paris dalam kampanye kepresidenan pada 2016 lalu, Li bilang bahwa China berkomitmen mengatasi masalah tersebut.
“China akan berdiri dengan tanggung jawabnya pada perubahan iklim,” tegasnya.
Beberapa pejabat di Eropa dan Kanada telah memperingatkan Trump dan mengancam akan menyerahkan kepemimpinan global dalam memerangai perubahan iklim ke China—jika AS mundur dari kesepakatan Paris.
Merkel sendiri melampiaskan kekesalannya pada Trump dengan menyebut “pembicaraan pemimpin G7 tidak memuaskan”. Oleh sebab itu, Jerman dan Eropa tidak bisa lagi bergantung pada sekutu tradisionalnya itu.
Sejak itu, ia menjadi tempat berkunjung Perdana Menteri India Narendra Modi, juga Li.
Baca juga:Perubahan Iklim Membuat Hutan Panama Ini Tampak Lebih Cantik dari Sebelumnya
Salah satu kesepakatan dagang yang ditandatangi adalah kerja sama antara Daimler dan mitra usaha patungan BAIC Motor Corporation dalam peningkatan perusahaan Marcedes-Benz di Beijing untuk mobil listrik.
Seperti disinggung di awal, mereka juga membicarakan hak-hak sipil yang saat ini sedang melanda dunia.