Penulis
Intisari-Online.com – Pujangga Inggris Shakespeare bojeh saja bilang: "Apa arti sebuah nama?".
Tapi terbukti orang tidak bisa sembarangan menentukan nama produk. Apa lagi kalau sasaran pasarnya manca negara.
“Gigit Kecebong Lilin Itu". Ini bukan perintah, tapi merk dalam bahasa China yang tertempel pada botol-botol Coca-Cola tahun 1920-an.
Dalam bahasa China, "Gigit Kecebong Lilin Itu" bunyinya mirip dengan "Coca-Cola".
Baca juga: Pria Perut Buncit Wajib Baca, Ini 5 Manfaat Diet Nasi, Roti dan Mie Bagi Mereka
Namun, mungkin karena Coca-Cola barang baru, konsumen di China waktu itu lebih terkesan pada arti daripada bunyinya. Coca-Cola tidak laku.
Sekarang Coca-Cola berhasil menembus pasar di China, yaitu setelah merk di botolnya diganti dengan "Kebahagiaan di Dalam Mulut".
Mungkin bagi orang-orang Puerto Rico, Chevrolet "Nova" bisa-bisa "no va", atau "tidak jalan". Sehingga "Nova" (artinya "bintang") di sana seret.
Produsennya, General Motors, buru-buru mengganti nama "Nova" menjadi "Caribe". Benar juga, angka penjualan segera naik.
Soal nama boleh dikata cukup sering mengganggu pemasaran mobil-mobil baru di pasar internasional.
Ambil contoh Rolls Royce ketika hendak melempar "Silver Mist" (atau "Kabut Perak") ke pasar Jerman. Bagi orang Inggris nama itu cukup enak di telinga, bahkan sedikit romantis.
Tidak demikian untuk orang Jerman. "Mist" dalam bahasa mereka artinya "kotoran".
Baca juga: Dari Mesin Pesawat Sampai Mesin Tenun, Ini 7 Kisah Asal-Muasal Merk Mobil Terkenal
Kalau Rolls Royce masih cukup beruntung menyadari kekeliruannya tepat pada waktunya, Sunbeam Corporation tidak.
Mereka terlanjur memasarkan penggulung rambut dari besi yang mengeluarkan uap, dengan nama "Mist-Stick".
Akibatnya, terbuktilah bahwa orang-orang Jerman ogah mengenakan penggulung rambut yang mengingatkan mereka pada "kotoran".
Keliru memilih nama produksi memang tidak sering terjadi. Pernah sebuah pabrik memasarkan mesinnya di Rusia dengan nama "Bardak". Padahal di sana "bardak" artinya "bordil".
Kalau kekeliruan itu hanya membuat orang nyengir geli, mungkin masih dapat dimaklumi.
Namun, bagaimana jika nama itu membuat orang yang mengucapkannya atau mendengarnya jengah dan tersipu-sipu?
Baca juga: Duh, 18 Merk Margarin Ini Mengandung Zat Karsinogenik Pemicu Kanker!
Pengalaman pahit ini pernah dialami sebuah perusahaan minyak terkenal yang juga memproduksi mesin.
Mesinnya mereka namai "Nonox" dan dipasarkan di negara kita! Padahal bagi orang-orang Jawa atau Sunda, kemungkinan besar nama itu akan mengingatkan mereka pada "bagian rahasia wanita".
Ada lagi perusahaan yang memasarkan vitamin di Amerika Selatan dengan nama "Fundavit". Maksudnya, vitamin itu menyediakan semua kebutuhan vitamin yang mendasar.
Nama itu terpaksa diganti karena mirip dengan kata "fundola", yang artinya kira-kira "pantat gadis cantik".
Kadang-kadang sumber masalah tidak hanya sekadar karena namanya bersangkutan kurang sedap didengar, tapi karena alasan yang cukup serius.
Pembaca tentu kenal dengan "Opium", parfum keluaran Yves St. Laurent. Slogannya "Bagi mereka yang kecanduan Yves St. Laurent".
Tahun 1978 "Opium" mendapat predikat dari Fragrance Foundation. Toh ia menjadi sasaran kecaman. "Opium itu 'kan terlarang. Kok, malah dipakai sebagai merk dagang?" gugat mereka.
Padahal nama "Kodak" konon adalah hasil jerih payah satu tim khusus.
Tim ini ditugasi menciptakan sebuah nama yang gampang diucapkan oleh siapa saja dan tidak mempunyai makna tertentu di mana saja. (David A. Ricks)
Baca juga: Coca Cola dan Pepsi Bekerjasama Kurangi Konsumsi Minuman Tinggi Kalori