Find Us On Social Media :

Bunuh Diri Live di Facebook: Mengapa Seseorang Bisa Berpikir Untuk Bunuh Diri?

By Tika Anggreni Purba, Sabtu, 18 Maret 2017 | 15:00 WIB

Depresi juga bisa menjadi tanda adanya potensi bunuh diri pada diri seseorang

Intisari-Online.com—Aksi bunuh diri yang ditayangkan secara langsung melalui Facebook Live sempat membuat heboh netizen Indonesia (17/3/2017). Tak sedikit yang merasa tidak percaya bahwa ada seseorang yang mau menghabisi nyawanya sendiri.

(Ingin Beli Smartphone yang Paling Pas Buat Kamu? Simak Panduan Ini)

Memang, kenyataan ini kadang sulit dimengerti dengan logika. Apa yang menyebabkan seseorang berpikir untuk bunuh diri? Apa yang menyebabkan mereka menganggap bahwa kematian adalah jawaban dari semua masalah?

Sebetulnya, banyak faktor yang bisa mempengaruhi keputusan seseorang untuk melakukan bunuh diri. Namun yang paling umum adalah karena seseorang itu mengalami depresi yang sangat parah.

(Pria Asal Jagakarsa Menayangkan Aksi Bunuh Dirinya Lewat Fitur Facebook Live)

Mereka merasakan luka emosional yang sangat berat dan tidak mampu melihat jalan keluar untuk lepas dari keterpurukan itu. Jalan keluar satu-satunya yang mereka pikir menjadi jalan keluar adalah menghabisi nyawanya sendiri. Jika penderitaan yang dialami dirasa tidak sanggup lagi untuk ditanggung, mereka ingin mengakhiri semua itu dengan bunuh diri.

Selain depresi, gangguan mental juga bisa menjadi biang kerok seseorang ingin bunuh diri. Misalnya seseorang dengan penyakit skizofrenia dan bipolar. Mereka kemungkinan mendengar ‘suara-suara’ yang menggiring mereka untuk bunuh diri. Sedangkan untuk kasus bipolar, mood swing yang begitu ekstrem meningkatkan risiko bunuh diri.

Kenyataan menyedihkan lainnya adalah, sebetulnya rata-rata orang yang mencoba bunuh diri tidak benar-benar ingin mati. Namun, mereka tidak tahu lagi bagaimana harus mencari pertolongan. Percobaan bunuh diri kemudian menjadi caranya untuk menangisi dan mengungkapkan pada dunia betapa terluka dan menderitanya dirinya.

Sayangnya, seruan minta tolong dan tangisan yang dilakukannya dengan mencoba bunuh diri, dinilai orang dengan sebelah mata. Bukannya ditolong, pelaku percobaan bunuh diri sering dituduh dan disalahkan lebih lagi,

Intinya, tampilan luar seseorang bisa jadi jauh berbeda dengan apa yang terjadi dalam hatinya. Kemungkinan bahwa hidupnya juga dipenuhi dengan keadaan-keadaan yang tidak mampu ditanggungnya tetap ada. Karena itu, alangkah baiknya membangun hubungan dan empati pada orang sekitar kita. Apalagi orang-orang terdekat.

(Tanda-tanda yang Bisa Dikenali dari Seseorang Berhasrat untuk Bunuh Diri)