Penulis
Intisari-Online.com - Masih ingat beberapa waktu lalu ada artikel-artikel dengan tema merek lokal yang ternyata sudah “meng-global”?
Nah, di antara beberapa merek tersebut, ada nama Polygon, produsen sepeda asal Sidoarjo, Jawa Timur.
Ya, Polygon merupakan merek lokal yang semakin menguatkan posisinya sebagai merek global.
Banyak hal yang menjadi parameter sekaligus menguatkan posisi Polygon sebagai merek sepeda yang dipercaya oleh masyarakat internasional.
Tak hanya bagi mereka yang menggunakan sepeda sekadar untuk rekreasi, melainkan juga mereka yang menjadikan sepeda sebagai sarana untuk berkompetisi, termasuk dalam kompetisi-kompetisi kelas dunia. UCI DH World Cup salah satunya.
Sejak 2012, Polygon juga sudah menjadi “tunggangan” para pesepeda profesional kelas dunia. Beberapa di antaranya adalah tim downhill nomor satu dunia Polygon UR Team dan Kurt Sorge.
Nama terakhir bahkan berhasil menjadi jawara dalam kompetisi sepeda terekstrem di dunia, Redbull Rampage, sebanyak dua kali dengan menggunakan sepeda Polygon.
Untuk mendukung “kepopuleran” tersebut, Polygon pun menjamin ketersediaan dirinya di lebih dari 900 outlet besar di berbagai belahan dunia yang menjangkau 30 negara (dengan komposisi 50% Asia, 30% Oceania, 10% Eropa dan 10% Amerika) serta tentu saja 37 outlet resmi di Indonesia melalui Rodalink.
Tentu saja keberhasilan tersebut tidak terlepas dari beragam inovasi yang lahir dari ripple coalition team yang terdiri dari para teknisi dan tim kreatif yang berbasis di Jerman, Perancis, Amerika Utara, dan Asia.
Beberapa inovasi bahkan mendapat pengakuan dunia.
Teknologi Floating Suspension System diakui sebagai teknologi yg otentik & menyumbang inovasi teknologi MTB dunia oleh media Jerman “World of MTB”.
Sementara sepeda seri XQUARONE EX, produk kolaborasi dengan NAILD, diakui sebagai yang paling inovatif di dunia oleh salah satu media sepeda kredibel dunia.
Terbaru, pada 2018, Polygon meluncurkan seri Pedelec ( pedal electric cycle) pertamanya melalui seri Path-E (City Bike) dan Entiat-E (MTB).
Fungsi utama seri pedelec tidaklah berbeda dengan sepeda pada umumnya, hanya saja sumbe tenaga merupakan gabungan antara tenaga pesepeda dengan tenaga yang dihasilkan oleh energi listrik.
Dengan paduan ini, maka tenaga yang dikeluarkan pesepeda lebih hemat, sehingga jarak yang ditempuh saat bersepeda pun akan lebih jauh.
“Inovasi yang kembali dihadirkan di tahun 2018, menjadi bentuk konsistensi Polygon sebagai produsen sepeda dengan menghadirkan produk yang wide range untuk memenuhi kebutuhan pesepeda global dan sepanjang tahun 2018 ini, akan banyak produk inovatif lainnya yang kami tawarkan” tegas Devina Susilo selaku Head of Global Marketing Communications Polygon Bikes .