Intisari-Online.com – Hari itu kami sekeluarga pergi ke pantai. Kami menggelar tikar, makan siang bekal yang sudah dipersiapkan dengan baik di rumah, kemudian mengobrol dengan santai. Semua orang bahagia hari itu.
Seperti biasa, aku memakai cincin yang diwariskan oleh nenekku. Cincin ini sudah bertahun-tahun ada di keluargaku. Tidak ada yang tahu pasti berapa umur cincin ini karena sudah diwariskan secara turun temurun pada anak perempuan tertua dalam keluarga. Cincin ini sangat berharga bagi keluarga kami.
Karena hendak bermain di laut, aku memasukkan cincin ini ke dalam sebuah toples yang sudah kosong. Aku kemudian bermain air hingga puas. Ketika hari sudah cukup sore, kami semua berkemas-kemas kemudian pulang. Dalam perjalanan pulang, aku membuka toples itu dan mendapati cincinku telah hilang! Kami segera berputar arah dan kembali ke arah pantai.
Sesampainya di pantai, hari sudah hampir gelap. Masih ada sekitar 10 orang yang ada di sana. Aku pun tanpa menunggu lama langsung mencari-cari cincin itu di area tempat keluarga kami menggelar tikar. Orang-orang ini kemudian sadar bahwa kami mencari sesuatu dan menawarkan bantuan. Aku merasa terharu orang-orang asing ini mau memberi bantuan. Mereka semua ikut sibuk memandangi pasir dan mencari-cari di area pantai itu.
Akhirnya cincin itu ditemukan! Aku pun bersorak girang, “Ketemu!” dan semua orang yang ada di situ ikut bersorak dengan bahagia lalu ikut berkata, “Hore!”, “Syukurlah!”, “Akhirnya!” dengan raut lega. Setelah berterima kasih, aku pulang dengan sangat bahagia. Aku bahagia bukan sekadar karena cincinku telah ditemukan namun juga karena aku telah menerima kebaikan yang tulus dari orang-orang asing tersebut.