Find Us On Social Media :

Masih 20-an Tahun, Putra Termuda Osama Bin Laden Sudah Jadi Buronan Amerika

By Moh. Habib Asyhad, Jumat, 6 Januari 2017 | 17:02 WIB

Anak Termuda Osama Bin Laden

Intisari-Online.com - Meski masih berusia pertengahan 20 tahun, putra termuda Osama bin Laden sudah jadi buronan Amerika Serikat. Pemuda bernama Hamza—terkadang ditulis Hamzah—bin Osama itu, oleh Amerika, dimasukkan dalam daftar teroris.

Tak hanya itu, Amerika juga membekukan semua aset yang mungkin dimiliki oleh Hamza di kawasan yang masuk yurifikasi Amerika.

Belum lama ini Kementerian Luar Negeri AS di Washington, seperti dilaporkan Kompas.com, melaporkan bahwa Hamza sudah aktif memimpin jariangan Al Qaeda. Kita tahu, ini adalah jaringan yang didirikan oleh Osama bin Laden, ayah Hamza.

(Wikileaks Bocorkan Surat AS untuk Abdullah bin Laden, Putra Osama bin Laden)

Ada desas-desus yang berkembang bahwa Hamza juga tengah menyiapkan serangan balasan atas kematian ayahnya. Belum banyak yang tahu kiprah pemuda yang diperkirakan lahir pada 1989 ini.

Nama Hamza semakin terang setelah pasukan khusus AS menggelar operasi di rumah persembunyian Osama bin Laden di Abbottabad, Pakistan, awal Mei 2012. Selain menewaskan Osama, operasi ini juga menemukan berbagai dokumen, termasuk di antaranya surat-surat dari Hamza untuk ayahnya.

Dari berbagai surat dan dokumen ini para analis CIA menyimpulkan bahwa pada suatu rentang masa, Osama tak bertemu Hamza selama delapan tahun. Dari persembunyiannya di Pakistan, Osama diyakini sudah mengatur secara rinci “jalur dan pelatihan” untuk menjadikan Hamza sebagai tokoh penting' Al Qaeda.

Ketika rencana ini dimatangkan Hamza menjalani tahanan rumah di Teheran, Iran. Beberapa anggota keluarga besar Osama melarikan diri ke Iran setelah invasi AS ke Afganistan.

Lahir di “Kawah Besi”

Dalam dokumen yang kini dikuasai CIA disebutkan bahwa Hamza menyebut dirinya lahir dari “Kawah Besi” dan siap untuk meraih kemenangan atau mati sebagai martir.

“Yang membuat saya sedih adalah laskar mujahidin sudah bergerak tapi saya tak bisa bergabung ke laskar ini,” tulis Hamza dalam salah satu surat kepada ayahnya. “Dengan ini saya katakan kepadamu dan ke semua orang bahwa alhamdulillah saya mengikuti jejak jihadmu.”

Ia menggambarkan perasaan pedihnya setelah pada usia 13 tahun ia harus dipisahkan dari ayahnya demi alasan keamanan. Ia mengatakan ingin bersama lagi dengan ayahnya.