Penulis
Intisari-Online.com – Peristiwa terbakarnya Kapal Motor Zahro Express di Teluk Jakarta (1/1/2016) seharusnya mengingatkan kita akan pentingnya mempelajari cara-cara menyelamatkan diri dalam kondisi darurat.
Meski tidak ada satu pun orang yang mempraktikannya secara langsung, tidak ada salahnya kita mempelajari cara selamat dari kapal yang terbakar berikut ini:
Berpikir ke depan
Tentu tidak ada seorang pun ingin perahu yang ditumpanginya terbakar. Namun, melakukan simulasi jika berada dalam kondisi darurat tersebut sangatlah penting. Mengetahui bagaimana cara menggunakan alat pemadam api ringan (APAR), memahami bagaimana cara jaket pelampung bekerja atau sekadar belajar metode uitemate sangatlah penting.
Kenakan jaket pelampung
Pertama dan terpenting, mengenakan jaket pelampung untuk berjaga-jaga Anda perlu untuk pergi (atau sengaja pergi) ke laut. Jaket dirancang untuk menjaga kepala Anda di atas air sehingga tetap dapat bernapas.
Perlu diingat bahwa jaket pelampung berukuran dewasa tidak cocok untuk anak-anak. Sebuah jaket pelampung harus pas agar tidak akan membiarkan dagu atau telinga anak untuk lolos.
Cari rute pelarian
Jika perahu dapat berlabuh, maka cara melarikan diri akan sederhana: pakai jaket pelampung, turun dari perahu, dan segera hubungi polisi atau pemadam kebakaran untuk menangani kapal yang terbakar.
Namun, proses pelarian akan lebih rumit jika perahu berada jauh dari tepi pantai. Untuk itu, selalu pastikan untuk untuk memperhatikan rencana darurat saat kita pertama kali menginjakan kaki di kapal. Biasanya rencana darurat tersebut terpampang di area publik atau kamar tidur kita.
Mencoba untuk memadamkan api
Jika alat pemadam kebakaran dapat digunakan, segera gunakan. Jangan lupa untuk dengan teknik P.A.S.S:
• Pull pin (tarik pin) • Aim at base of fire (tujukan ke sumber api) • Squeeze handle (tekan gagang) • Sweep side to side (gerakan menyapu dari satu sisi ke sisi lain)
Jangan gunakan air pada bensin, minyak, atau listrik yang terbakar. Lima puluh lima persen dari kebakaran kapal disebabkan oleh kabel dan alat malfungsi. Pastikan bahwa alat pemadam kebakaran yang Anda gunakan sesuai untuk jenis api yang Anda hadapi. Jika api tidak dapat ditampung, perahu akan hilang.
Tonton video ini untuk memahami metode untuk memerangi berbagai kebakaran kapal:
Jika api adalah tidak dapat ditangani, menjauhlah segera dari itu, menutup pintu dan bersembunyi di baliknya, dan pindahkan angin jika memungkinkan. Pada titik ini, Anda harus memutuskan apakah akan menunggu untuk penyelamatan atau meninggalkan kapal. Ingatlah bahwa asap dan bahan kimia yang dilepaskan dalam api bisa lebih berbahaya daripada api itu sendiri.
Meninggalkan kapal, jika perlu
Jika memungkinkan, masuki sekoci langsung dari perahu; menghindari berenang untuk mencapai sekoci. Bawa radio, suar sebagai penanda bahaya, serta perlengkapan darurat (obat-obatan penting, air, pisau darurat, peluit, senter dan paket P3K). Biasanya sekoci sudah dilengkapi dengan alat-alat tersebut. Pastikan juga untuk membawa dokumen perjalanan jika Anda berada di perairan asing.
Setelah di sekoci, segera bergerak hingga berada di jarak yang aman dari kapal yang terbakar. Cobalah untuk tetap kering dan tetap hangat dengan berkerumun sesama penumpang lainnya. Jika tidak ada pasokan air minum, aturlah untuk mengumpulkan air hujan dan menjatah konsumsi air maksimal setengah liter per orang per hari.