Benarkah Hewan Peliharaan Mampu Memerangi Depresi?

Ade Sulaeman

Penulis

Hewan Peliharaan Mampu Memerangi Depresi

Intisari-Online.com - Memiliki hewan peliharaan bukan sekadar hobi atau hiburan semata. Kehadiran hewan peliharaan tidak hanya mengusir kesepian, namun juga mampu menghilangkan stres. Bahkan, ikatan yang terjalin dengan hewan peliharaan memberikan banyak manfaat, termasuk memerangi depresi.

Penelitian yang dilakukan oleh University of Manchester menunjukkan, hewan peliharaan mampu mengelola masalah kesehatan mental jangka panjang. Penelitian yang dimuat dalam Journal BMC Psychiatry itu melibatkan 54 peserta berusia 18 tahun ke atas dengan gangguan mental berat dan berada di bawah asuhan pelayanan kesehatan jiwa berbasis masyarakat.

(Rencanakan Traveling Bersama Hewan Peliharaan? Tidak Masalah!)

Dalam penelitian tersebut, para peserta diminta untuk menilai pentingnya anggota dalam jaringan pribadi mereka, di antaranya teman, keluarga, profesional kesehatan, hewan peliharaan, hobi, tempat, aktivitas, dan benda. Kemudian, mereka diminta untuk menempatkan semua itu dalam sebuah diagram dari tiga lingkaran konsentris.

Lingkaran pertama atau pusat merupakan lingkaran yang dianggap paling penting. Orang-orang yang dianggap penting akan ditempatkan dalam lingkaran tersebut. Lingkaran tengah atau kedua merupakan kepentingan sekunder. Kemudian, lingkaran luar atau akhir merupakan lingkaran untuk orang yang dianggap kurang penting.

(Studi: Hewan Peliharaan Dapat Mendongkrak Daya Tarik Seks)

Hasilnya ditemukan, 60% hewan peliharaan berada dalam lingkaran pusat dan 20% berada di lingkaran kedua. Artinya, hewan peliharaan memainkan peran penting dalam jaringan sosial untuk mengelola masalah kesehatan mental jangka panjang.

Para peserta juga menyatakan bahwa hewan peliharaan membantu mengalihkan mereka dari gejala dan pengalaman mengacaukan, seperti mendengar suara atau pikiran untuk bunuh diri.

(Inilah Hewan-Hewan Peliharaan yang Baik untuk Kesehatan Kita)

“Hewan peliharaan memainkan peran positif dalam membantu peserta mengelola stigma yang terkait dengan kesehatan mental. Mereka menyediakan penerimaan tanpa penilaian," kata Dr Helen Brooks, penulis utama penelitian dari university of Manchester.

Artikel Terkait