Find Us On Social Media :

Google akan Menggunakan Mayoritas Energi Terbarukan di Setiap Kantornya di Tahun 2017

By Bramantyo Indirawan, Kamis, 15 Desember 2016 | 07:18 WIB

Turbin angin menjadi salah satu pembangkit energi yang bisa diperbarui

Intisari-Online.com – Dalam setahun Google mengonsumsi energi sangat besar untuk pengoperasian kantor pusatnya yang berada di California, AS. Bahkan dapat disamakan dengan penggunaan energi sebuah kota dengan ukuran San Fransisco, AS.

Karena itu rencana untuk menghemat energi dengan kepedulian lingkuann direncanakan oleh perusahaan yang diciptakan oleh Larry Page dan Sergey Brin ini. Seluruh pusat data, baik di pusat dan di kantor-kantor lain yang tersebar di dunia akan menggunakan energi yang dapat diperbarui.

(Mobil Pintar Google Siap Bermitra dengan Fiat)

Google akan menggunakan energi seperti angin dan matahari yang menggerakkan sebuah pembangkit. Joe Kava selaku wakil presiden senior bidang infrastruktur teknis Google mengatakan tahun 2017 akan menggunakan turbin angin di seluruh dunia sebesar 95%.

“Kita adalah korporasi pembeli energi yang dapat diperbarui terbesar di dunia. Hal ini baik untuk ekonomi, bisnis, hingga pemegang saham kita,” tambah Joe. Selain itu efisiensi harga juga mejadi pertimbangan Google. Berbeda dengan energi berbasis karbon, energi seperti angin tidak memiliki flutuasi harga.

(Para Pelajar Ini Menciptakan Ekstensi Google Chrome yang Bisa Mengidentifikasi Berita Palsu)

Google berharap dapat bekerjasama dengan pembangkit angin seperti yang berada di Minco, Oklahoma. Sekitar 20.000 hektar tanah menjadi tempat fasilitas pembangkit angin yang dimiliki oleh perusahaan bernama NextEra Energy. Kini mereka mengoperasikan sekitar 115 tempat pembangkit energi angin di AS dan Kanada.

Tentunya tren penggunaan energi yang dapat diperbarui ini tidak hanya digunakan oleh Google semata. Facebook telah melakukan kontrak dengan perusahaan pembangkit tenaga angin, Amazon menggunakan energi diperbarui yang ditingkatkan targetnya di atas 40%, dan Microsoft semakin memaksimalkan penggunaan angin, surya, dan hidroelektrik pada tahun 2018.

Bagaimana dengan perusahaan Indonesia, apakah ada yang mengambil tindakan dengan rencana penggunaan energi yang dapat diperbarui?