Find Us On Social Media :

Mengapa Banyak Anak-Anak Percaya Pada Santa Claus?

By Tika Anggreni Purba, Rabu, 14 Desember 2016 | 10:00 WIB

Dari Mana Sejarah Tradisi Santa Claus Berasal?

Intisari-online.com—Mitos paling terkenal bagi banyak anak-anak mengenai Natal adalah Santa Claus. Lalu, mengapa anak-anak percaya pada Santa Claus? Anak-anak yang masih lugu dan polos itu, percaya dengan sepenuh hati bahwa Santa Claus akan datang memberikan hadiah Natal bagi mereka yang tidak nakal di malam Natal.

Bahkan banyak anak-anak yang berpikir bahwa di tengah malam Natal, Santa Claus akan masuk ke rumah dan meletakkan hadiah di bawah pohon Natal. Anak-anak bahkan tidak memiliki pemikiran sama sekali bahwa hadiah Natal yang diterimanya itu sebenarnya bukan dari Santa Claus. Sesudah besar dan dewasa, barulah ia mengerti bahwa Santa Claus merupakan tokoh fiksi yang tidak nyata. Mengapa anak-anak bisa percaya? Ya, karena yang menceritakan adalah orangtuanya. Atau orangtuanya tidak pernah menjelaskan soal ini padanya.

Percaya atau tidak, Santa Claus memang menjadi figur kontroversial di antara para orangtua dan ilmuwan. Para ilmuwan banyak yang mengklaim bahwa menceritakan sosok Santa Claus pada anak merupakan kebohongan yang berbahaya bagi anak-anak. Alasannya adalah menceritakan soal Santa Claus sama saja artinya dengan membohongi anak-anak.

Sekalipun kebohongan itu bertujuan untuk kebaikan, tetap saja kebohongan orangtua tidak baik bagi perkembangan anak-anak. Contohnya, ketika anak-anak menyadari dia dibohongi, bisa timbul trauma yang membuat anak-anak sulit percaya pada orangtuanya. Lebih jauh lagi, orangtua gagal mengajarkan anak mengenai kebaikan dengan alasan yang benar. Anak-anak jadi tidak nakal karena Santa Claus, bukan karena nilai kebenaran dan kebaikan itu sendiri.

baca juga: Dari Mana Sejarah Tradisi Santa Claus Berasal?

Jadi, sangat disarankan untuk tidak menggunakan tokoh-tokoh fiktif untuk mengajari anak-anak soal nilai kebaikan. Entah itu Santa atau tokoh apapun itu. Orangtua mesti menjelaskan dengan baik bahwa Santa Claus adalah mitos yang tidak nyata, bagian dari cerita rakyat.

Betul kalau cerita-cerita fantasi hal yang normal dan tidak salah bagi perkembangan anak-anak. Seperti kita ketahui, bahwa anak-anak usia 5-8 tahun senang berakting menjadi tokoh-tokoh yang dilihat dan dibacanya. Tapi bagian yang penting adalah mereka akhirnya diajarkan untuk membedakan fantasi dan dunia nyata. Di sinilah peran orangtua harus bijak. Ingat, anak-anak bergantung pada apa yang orangtua katakan saat dia belajar mengenai kehidupan!