Jangan Sepelekan Pulpen Laser, Mata Anak Ini Berlubang Akibat Bermain Pulpen Laser

Ade Sulaeman

Penulis

Intisari-Online.com – Jangan sembarangan membelikan mainan untuk anak.

Apalagi benda yang peruntukannya memang bukan untuk mainan.

Jangan sampai anak anda mengalami cacat akibat mainan tersebut.

Baca juga:Lagi Asyik Mudik Eh Ditelepon Polisi 'Mas Bapaknya Ketinggalan di Rest Area'

Hal ini menimpa seorang anak laki berusia 9 tahun dari Volos, Yunani.

Menurut laporan di New England Medical Journal (NEMJ), anak tersebut bermain dengan pulpen laser yang mengeluarkan sinar hijau.

Akibatnya, retina mata anak itu terbakar sinar laser dan menyebabkan retinanya berlubang.

Baca juga:Kapal Tenggelam di Danau Toba, Begini Cara Mudah Mengambang di Atas Air Seperti Daun

Hal itu diketahui setelah orangtua sang anak membawanya ke dokter, lebih dari setahun setelah mata anak terluka.

Sang anak mengeluh karena kesulitan melihat pada bagian mata kirinya.

Setelah dipindai, ternyata ada lubang besar pada retina mata sebelah kiri yang disebut dengan macular.

Bagian tersebut sangat krusial untuk menentukan pengelihatan benda, seperti wajah dan kata-kata.

Baca juga:Membohongi Dunia, 8 Propaganda Korea Utara Ini Diketahui Hasil Photoshop

Normalnya lubang macular dapat disembuhkan, melalui operasi yang disebabkan katarak tidak terhindarkan.

Seperti diketahui, katarak membuat pandangan berkabut secara permanen.

Meskipun demikian, tidak ada suatu opsi dalam kasus bocah cilik ini.

Pasalnya, saraf-saraf disekitar lubang itu benar-benar lenyap, membuat operasi tidak berguna.

Itu sebabnya dalam NEMJ, yang terbit pada Kamis (21/6/2018), para dokter yang menangani kasus ini memperingatkan para orangtua.

Orangtua sudah seharusnya waspada akan bahaya yang bisa mengubah kehidupan akibat kuatnya sorotan dari sinar laser.

Rupanya, ayah dari anak itu membeli pulpen laser dari seorang pedagang kaki lima, untuk putranya sebagai mainan.

Dilansir dari MailOnline, laser berbahaya sebagai sebuah mainan untuk alasan apapun.

Sinar laser berbeda dengan sinar yang biasanya.

Pertama, sinar itu hanya memiliki satu panjang gelombang, dengan satu warna khusus.

Panjang gelomban sinar khususnya ditentukan oleh jumlah energi yan dikeluarkan ketika elektron yang terbentuk memancar ke orbit yang rendah.

Lebih dari itu, sinar laser mengarah langsung.

Bila sinar laser menghasilkan sebuah pancaran sangat kuat, sebuah senter menghasilkan cahaya yang menyebar.

Satu hal yang menjadi masalah besar dalam kasus ini, menurut Dr. Sofia Androudi, adalah warnanya.

Sinar laser warna hijau dan biru lebih berbahaya daripada sinar laser warna merah atau oranye.

Penyebabnya, frekwensi yang dihasilkannya sekitar 550 nanometer, yang berarti luar biasa kuat.

Sekarang ini, sinar laser warna memancarkan sekitar 670 nanometer.

Sebagai hasilnya, pengelihatan mata kiri anak tersebut lenyap.

Ia butuh jarak 6 meter untuk melihat benda yang sebenarnya bisa dilihat dari jarak 30,5 meter.

“Walaupun operasinya bisa sukses, anak itu tetap tidak bisa melihat,” kata Dr. Sofia Androudi.

Baca juga:Bus Terbalik, 32 Orang Alami Luka Serius, Kepala Sang Supir Alami Luka Parah

Artikel Terkait