Find Us On Social Media :

Panggilan Papa untuk Ayah Itu Kuno, Tapi Mulai Tren Lagi

By Hery Prasetyo, Selasa, 6 Desember 2016 | 12:00 WIB

Ilustrasi ayah dan anaknya.

Intisari-Online.com - Panggilan "papa" untuk seorang ayah termasuk sebutan kuno. Dalam bahasa Inggris, kosa kata itu muncul sekitar 300 atau 400 tahun lalu. Dan, panggilan itu sempat menurun trennya pada pertengahan abad ke-19. Namun, kini sebutan "papa" untuk seorang ayah mulai tren lagi.

Menurut Google's Ngram Viewer, puncak penggunaan sebutan "papa" sesuai literatur terjadi pada 1869. Setelah itu terjadi penurunan dan mulai jarang anak memanggil ayahnya dengan kata "papa".

Bahkan, penggunaan kata "papa" turun pada titik nadir pada era 1970an. Di era itu, kata "dad" atau "daddy" mulai dan lebih populer.

Menurut The Daily Beast seperti di kutip The Guardian, ada anggapan bahwa penyebutan "dad" atau "daddy" untuk ayah dianggap terlalu lunak atau menjemukan. Sedangkan "papa" lebih keren dan punya karakter kuat. Itu salah satu faktor yang menyebabkan tren panggilan "papa" untuk seorang ayah mulai bangkit kembali.

Saat "papa" ngetren pada abad ke-19, saat itu seorang ayah juga identik dengan kumis atau jenggot. Sehingga, kata "papa" juga identik dengan kegagahan seorang ayah.

Sedangkan penyebutan "mama" buat ibu juga dianggap lebih progresif. Popularitas "mama" juga seiring dengan popularitas "papa". Banyak ibu yang tidak mau dipanggil "mum", karena dianggap terkesan lunak dan kuno, atau identik dengan pedesaan.

Sebuah fakta di sekolah perawat di Williamsburg, Brooklyn, separo muridnya memanggil ayahnya dengan sebutan "papa".