Find Us On Social Media :

Bagaimana Satu Pertandingan Sepakbola Mengambarkan Kemerdekaan Palestina dan Diakui Dunia

By Afif Khoirul M, Senin, 11 Juni 2018 | 07:00 WIB

Intisari-online.com - 30 Mei 2014 menjadi salah satu hari terbesar dalam sejarah sepakbola Palestina

Namun, hal itu terjadi jauh dari kediaman mereka karena terjadi di Malé, ibu kota Maladewa. 

Pada waktu itu Palestina berhasil mencapai babak final AFC Challenge Cup, sebuah turnamen yang tujuannya adalah untuk mempromosikan sepakbola di antara negara-negara 'berkembang'.

Terutama mereka yang mulai berinvestasi dalam olahraga, termasuk Laos, Pakistan, Sri Lanka, dan India. 

Baca Juga : Realitas Kehidupan Pemain Sepakbola Irak di Era Saddam Husein: Kalah Disiksa, Menang di Penjara

Pemenang piala secara otomatis berpartisipasi di Piala Asia, turnamen paling penting di benua itu, yang berlangsung setiap empat tahun. 

Palestina melakukannya dengan sangat baik, mereka mengalahkan Bangladesh, Burma, Kirgistan, Nepal, dan Afganistan dalam perjalanan ke final.

Hingga akhirnya Palestina menghadapi Filipina di partai final. 

Babak pertama berakhir tanpa mencetak gol, tetapi pada menit ke-58 Palestina mendapat tendangan bebas, dan dua pemain terlihat berdiri di samping bola.

Baca Juga : Kisah Timnas Israel, Dulu Tim yang Ditakuti, Sekarang Dikucilkan dari Sepakbola Asia

Ashraf Nuaman, seorang pemain pribumi Betlehem yang bermain di liga Saudi, dan Nablus 'Murad Ismail Said, yang bermain untuk Klub Hilal Al-Quds di Yerusalem. 

Rupanya Ashraf Nuaman yang mengekusi tendangan tersebut, ia melayangkan tendangan keras ke pojok kiri atas,dan memaksimalkan peluang yang didapatkannya. 

Gol tercipta tepat tiga puluh menit kemudian, dengan serangan penuh terakhir, Nuaman dan kawan-kawan merayakan kemenangan terpenting tim saat utu juga.