Dilatih Layaknya Pasukan Militer, Itulah Sepenggal Kisah dari Timnas Korea Utara

Mentari DP

Penulis

Intisari-online.com -Hampir seluruh negara di dunia ini mempunyai tim sepak bola nasional masing-masing. Tak terkecuali Korea Utara.

Namun timnas sepakbola Korea Utaratelah terpengaruh oleh isu-isu di negara tersebut. Sehingga banyak aturan ketat yang diberlakukan pada mereka.

Sejak tampil di panggung dunia pada tahun 1966, tingkat sepakbola Korea Utara dinilai sangat kurang.

Sebenarnya hal itu wajar, sebab sebagai negara militer yang memiliki aturan yang sangat ketat dan mereka memiliki keterbatasan dalam hal sepakbola.

Salah satu yang terasa adalah adanya larangan televisi radio hingga penyensoran jurnalisme yang menghambat bertumbuhnya olah raga sepakbola di sana.

Baca Juga :Inilah Kisah Lain dari Dyah Putri Utami, Pengantin Baru yang Tuliskan 'Suamiku Selamat Jalan'

Tim sepak bola Korea Utara berada di bawah pemerintahan Asosiasi Sepakbola DPR Korea, yang didirikan pada tahun 1945 dan terdiri dari pejabat dari Partai Pekerja Korea serta pejabat dari militer.

Organisasi ini bersifat rahasia seperti negara itu sendiri, yang dapat dicatat oleh fakta bahwa presiden KFA Ri Yong-Mu, yang juga menjabat sebagai menteri olahraga negara itu, saat ini adalah seorang letnan jenderal di Tentara Rakyat Korea.

Tim itu sendiri diatur dengan sangat disiplin layaknya pasukan militer, yang diperhatikan oleh banyak orang selama edisi terbaru Piala Asia AFC 2015.

Di mana para pemain muncul dari terowongan dalam keheningan dan bahkan dilatih tanpa boleh diintip oleh satu orangpun.

Hanya ada beberapa percakapan antara pelatih dan pemainnya, yang tentu saja keheningan itu bukanlah sesuatu yang menyenangkan dan tidak diharapkan dari sesi latihan rutin.

Wawancara adalah sesuatu yang dilarang oleh tim nasional Korea Utara juga, dan satu-satunya juru bicara antara mereka dan dunia luar adalah manajer media.

Hal itu hanya diharapkan untuk menyatakan aspirasi tim tanpa membocorkan terlalu banyak rincian tentang kunjungannya.

Baca Juga :Masih Ingat Kakek 75 Tahun yang Nikahi Gadis Berusia 25 Tahun? Begini Kondisi Keduanya Sekarang

Pertandingan di negara ini juga dimainkan dalam keheningan. Hal itu diungkapkan melalui laporan BBC yangmenggambarkan 50.000 orang penonton tidak bereaksi selama salah satu pertandingan kandang.

Meski terlihat begitu kejam, sebenarnya negara ini memiliki potensi yang cukup mengesankan.

Salah satu pencapaian terbak mereka adalah ketika mengalahkan tim Italia pada Piala Dunia 1966 di Inggris.

Mereka mendapatkan tempat di perempat final dan menghadapi Portugal dalam pertandingan yang mendebarkan meski akhirnya mereka kalah.

Olimpiade 1976 adalah acara yang tak terlupakan bagi Korea Utara, yang menempati posisi kedua di grup sebelum dihabisi Polandia di perempat final.

Negara ini juga telah mencicipi beberapa keberhasilan di turnamen Asia ketika timnas Korea Utara dinobatkan sebagai juara AFC Challenge Cup berturut-turut, masing-masing pada tahun 2010 dan 2012.

Sayangnya mereka tidak memasuki turnamen 2014.

Baca Juga :Kisah Timnas Israel, Dulu Tim yang Ditakuti, Sekarang Dikucilkan dari Sepakbola Asia

Artikel Terkait