Penulis
Intisari-Online.com -Tidak peduli apa pun pekerjaan Anda, liburan selalu menjadi ide yang menggembirakan.
Liburan adalah kebutuhan, dan Mark Douglas sangat tahu itu. Oleh sebab itu, CEO SteelHouse yang bermarkas di California, AS, ini menghadiahi karyawannya liburan guna meningkatkan produktivitas kerjanya.
(Baca juga:Kokok Dirgantoro, CEO yang Berikan Cuti 6 Bulan Tanpa Potongan Gaji Bagi Karyawatinya yang Hamil)
Bukan liburan yang murah, tapi, seperti dilansir dari Schoopwhoop.com, liburan yang jika diuangkan senilai AS$2.000 (setara Rp27 juta).
“Jika Anda punya singa yang lahir di kandang, lalu kemudian membuka kandangnya, maka mereka akan kembali ke kandang dengan lebih baik. Mereka tidak akan kabur,” ujar Mark kepada Business Insider penuh keyakinan.
Ia menambahkan bahwa jika kita ingin menjadikan singa itu pemburu yang jagoan, maka kita harus membebaskannya—memberinya liburan.
“Ketika kami pertama kali mewacanakan ini, orang-orang tidak tahu bagaimana memaknainya,” tambahnya.
Cukup berisiko memang, tapi Mark punya solusinya.
Sejak 2011 lalu, perusahaannya menyiapkan anggaran liburan sebesar AS$2.000 untuk setiap karyawan.
Menariknya, karyawan tersebut bisa menggunakan uang sebesar itu untuk sekali bepergian atau membaginya dalam beberapa perjalanan sederhana.
Ketika liburan datang, bagi yang punya uang, ia bisa membeli tiket terlebih dahulu sebelumnya besoknya diganti oleh kantor.
Sementara bagi yang tidak punya cukup uang ketika itu, kantor akan meminjaminya kartu kredit untuk memesan tiket. Selama liburan, semua biaya yang dikeluarkan, baik untuk makan, menginap,atau membeli oleh-oleh, diambil dari dana AS$2.000 itu.
“Semuanya didasarkan pada kepercayaan dan ambisi,” tegas Mark.
Meskipun ada beberapa yang mencoba menggunakan uang itu untuk keperluan lain, Mark tetap memaksa agar uang itu hanya digunakan untuk keperluan liburan.
Bagian yang paling penting adalah, ini seperti kesaksian Mark, para karyawan kembali bekerja dengan kondisi lebih bugar dan prima."Jika ingin menjadikan seekor singa pemburu yang jagoan, maka ia harus dibebaskan."
Dan ini berdampak pada produktivitas pada pekerjaan mereka. Sejauh ini, dari 250 karyawan di perusahaan Mark, hanya lima orang yang memutuskan keluar—tiga di antaranya keluar bukan karena pekerjaan.
Kebijakan adalah polisinya, tegas Mark. Ia percaya bahwa apa yang ia terapkan ini cocok untuk model industri apa pun.
Dan lebih dari itu, siapa sih yang menolak dibayar untuk liburan? Cara ini, mengutip Mark, adalah barter terbaik yang ada di tempatkerja.