Penggunaan Antibiotik pada Ternak Bisa Berbahaya Buat Manusia

Hery Prasetyo

Penulis

Ternak yang diberi antibiotik berlebih bisa mengancam manusia yang mengonsumsinya.

Intisari-Online.com - Awas, penggunaan antibiotik dalam hewan ternak termasuk berbahaya. Ini bisa memicu terjadinya kebal antibiotik pada manusia yang mengonsumsi daging hewan tersebut. Maka, pemakaian antibiotik perlu dilakukan secara bijak.

Hal itu diungkapkan Ketua Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA) Kementerian Kesehatan RI, dr. Harry Parathon, SpOG. Menurutnya, penularan bakteri resisten dari hewan ternak bisa melalui daging yang dimakan manusia.

Jika hewan tersebut sering diberikan antibiotik, maka bisa terdapat residu antibiotik di dagingnya. Ketika di makan manusia, residu antibiotik ikut masuk ke tubuh. Hal ini sama saja dengan konsumsi antibiotik, padahal tidak sedang sakit katena infeksi bakteri.

Sesuai dengan namanya, seharusnya antibiotik hanya boleh digunakan untuk mengatasi penyakit akibat infeksi bakteri. Dalam jangka panjang, penggunaan antibiotik yang berlebihan bisa menyebabkan bakteri bermutasi dan menjadi kebal.

Dampak tersebut memang tidak langsung dirasakan manusia. "Di tubuh kita ada bakteri yang mutasi tadi tapi, kita belum jatuh sakit selama kekebalan kita masih bagus. Tapi, misalnya suatu ketika saya kena stroke, bakteri pun mulai berulah," jelas Harry.

Selain lewat daging yang dimakan, penularan juga bisa melalui kontak langsung dengan hewan yang mengalami resistensi antimikroba. Bakteri pada hewan yang sudah resistensi antibiotik bisa berpindah ke tubuh manusia. Akibat resistensi antibiotik pun baru terlihat ketika manusia tersebut sedang sakit atau daya tahan tubuhnya menurun.

Pemberian antibiotik dalam peternakan seharusnya hanya boleh kepada hewan yang sakit. Itu pun ada obat antibiotik khusus untuk hewan. Faktanya, masih banyak yang memberikan antibiotik kepada hewan untuk meningkatkan pertumbuhan.

Menurut Harry, edukasi mengenai resistensi antibiotik harus terus-menerus diberikan, baik kepada petugas kesehatan, masyarakat, dan juga para peternak.