Find Us On Social Media :

Ahok Didorong Mundur Tapi lebih Memilih Penjara

By Hery Prasetyo, Jumat, 11 November 2016 | 13:30 WIB

Calon gubernur DKI, Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok.

Intisari-Onine.com - Ahok pilih dipenjara daripada harus mundur dari penCalonan gubernur DKI Jakarta. Menurut petahana Gubernur DKI ini, memang ada pihak yang mendorongnya untuk mundur dari Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

Alasan pendorong itu adalah, Basuki Tjahaya Purnama (nama asli Ahok) dianggap akan terus membuat suasana tidak kondusif. Ia menegaskan, lebih baik menjadi tersangka dan dipenjara dibanding mundur dari pilkada.

"Saya sudah bilang. Kalau suruh saya mundur, saya lebih baik ditangkap dan dipenjara," kata Ahok, di Kompleks Pantai Mutiara, Jakarta Utara, Kamis (10/11/2016), seperti dilansir Kompas.com.

Ahok tidak bersedia menyebut pihak yang mendorongnya mundur. Menurutnya, pihak itu menyebut aksi unjuk rasa akan terus berlangsung jika dirinya tetap maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Bahkan, katanya, hal ini bisa berdampak kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

"Jadi Presiden bisa diturunkan, ini bisa jadi tidak terkendali Jakarta ini. Orang akan datangi, massa terus menerus berhari-hari, semakin kacau," kata Ahok.

Ahok menyebut kasus dugaan penistaan agama menjadi momen beberapa pihak untuk menurunkannya dari posisi gubernur.

"Jadi kalau saya mundur artinya apa? Lama-lama saya jadi mikir, ini cuma ujung-ujungnya cuma takut Ahok jadi gubernur lagi. Takut amat sih gue jadi gubernur?" kata Ahok.

Ahok maju pada Pilkada DKI Jakarta 2017 berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat. Ahok beberapa kali menerima penolakan oleh sekelompok warga ketika berkampanye. Contohnya seperti saat kampanye di Rawa Belong dan Kedoya Utara.