Penulis
Intisari-Online.com – Seorang pria membuka lemari pakaian istrinya. Ada sebuah rak dengan sebuah gaun yang hanya dikenakan sekali, mungkin dua. Memakai gaun itu menunggu acara khusus.
Pria itu juga membuka kotak perhiasan istrinya. Di tempat itu tertata rapi, kalung dan anting-anting yang belum pernah dipakai, sampai-sampai ia sudah lupa itu ada. Juga ada cincin dan gelang yang dirawat dengan hati-hati. Ada gelang tua dari ibunya yang telah diberikan kepadanya. Kesemuanya dibungkus dalam kantong sutra untuk acara khusus.
Pria itu kemudian pindah ke lemari peralatan di ruang makan mereka. Deretan gelas kristal dan barang pecah mahal terdapat di dalamnya. Pria itu menatap sedih. Garpu perak yang telah ia beli masih terbungkus rapi dalam wadah kulit, menunggu untuk acara khusus. Lalu, begitu banyak cinderamata di sekitar rumah itu yang menatap suram padanya.
Ia menatap foto istrinya yang tergantung di dinding, yang digantung dengan rangkaian bunga melati baru. Ia telah melakukan ritual terakhir kemarin. Istrinya telah meninggal setelah sakit yang berkepanjangan. Semua hal yang dibeli istrinya, dengan begitu semangat, tidak pernah digunakan, memukul pria itu seperti anak panah. Ia merasa menyesal.
Mengapa istrinya tidak pernah mengenakan gaun yang indah itu? Mengapa istrinya tidak berhemat dan tidak pernah berpikir bahwa hari esok mungkin ia tidak pernah bangun lagi? Mengapa mereka tidak pernah makan dengan garpu perak dan peralatan kristal mereka?
Tidak ada yang khusus seperti Anda dan keluarga Anda. Tidak ada momen atau acara yang khusus kecuali sekarang.
Ada banyak hal untuk menyimpan di hari hujan, tetapi pada saat yang sama kita harus belajar untuk hidup di masa sekarang, menjalani hidup dengan penuh semangat dan jangan mengkhawatirkan tentang hari esok.
Masa lalu adalah sejarah. Masa depan adalah misteri. Hari ini adalah hadiah dari Tuhan.