Menyeramkan, ISIS Bunuh 250 Anak dengan Mesin Adonan Roti

Ade Sulaeman

Penulis

Sejarah Asal Muasal ISIS

Intisari-Online.com - Para monster teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) dilaporkan telah menggunakan mesin adonan roti untuk melumat 250 anak hingga tewas.

Di samping itu, seperti dilaporkan Daily Mirror, militan ISI nan bengis itu juga memanggang orang-orang yang berbeda aliran dengan mereka di dalam oven-oven raksasa.

Seorang ibu di Suriah mengklaim, monster ISIS mengadon anak-anak tak berdosa itu sepeti mengaduk dan mencampur di dalam mesin adonan roti.

“Mereka menangkap sekitar 250 anak dan melumatnya di mesin adonan roti,” kata ibu bernama Alice Assaf tentang kekerasan di wilayah kekuasaan ISIS di Suriah.

Assaf mengatakan, putranya George telah dibunuh dengan keji setelah menolak untuk mengidentidikasi dirinya dengan sebuah nama Muslim.

Namun, Assaf mengklaim bahwa putranya itu ditembak dan dipukul sampai tewas. Sedangkan warga lainnya tewas dalam penderitaan teramat kejam.

Cerita itu terjadi dua tahun lalu ketika daerah pedesaan di mana Assaf menetap di Suriah ketika menjadi target kelompok teror ISIS.

Assaf mengatakan, dia dana anak-anaknya terpaksa bersembunyi di rumah seorang tetangganya yang Muslim selama terjadi pembantaian yang mengerikan itu.

Dalam wawancara dengan Road of Success, Assaf mengatakan, "Kemudian, kami mendengar, militan menarik enam pria yang bekerja di toko roti dan memanggang mereka di dalam oven.”

“Setelahnya, mereka menangkap sekitar 250 anak dan melumat mereka seperti mengadon di dalam mesin adonan roti,” kata Alice Assaf.

Menurut Assaf, ketika tentara Suriah berusaha untuk memukul balik, ISIS juga mulai melemparkan anak-anak berumur sekitar empat tahun dari atas balkon guna menakut-nakuti tentara agar pergi.

Berbicara tentang putranya, George, Assaf mengatakan, ia memohon putranya untuk mengubah nama dan menyangkal imannya agar selamat setelah keluarga yang melindungi mereka berkhianat.

"Mereka (algojo ISIS) menariknya ke halaman belakang untuk menembak dan membunuhnya. Mereka membunuhnya karena namanya ‘George’,” kata Assaf.

Assaf berhasil melarikan diri dari ISIS dan mengatakan putranya dikuburkan di kuburan massal. Ia tidak tahu di mana jasad putranya itu berada.

Berita horor tersebut merupakan kisah sedih terbaru dalam sejumlah tindak kejahatan yang telah dibuat ISIS selama ini.

Menurut Assaf, ia mengungkap peristiwa keji ini agar dunia memahami bahwa jangan pernah terjebak atau tersesat untuk mengikuti kelompok teror ini.

ISIS sudah berulangkali melakukan kekerasan serupa. Mereka pernah melempar seorang pria dari atap sebuah gedung dan merajamnya dengan batu hingga tewas karena pria itu seorang homoseksual.

Artikel Terkait