Find Us On Social Media :

Pria dan Wanita pun Bisa Mengalami Disfungsi Orgasme

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 28 Oktober 2016 | 17:23 WIB

Disfungsi orgasme bisa terjadi pada wanita juga pria.

Intisari-Online.com – Hubungan seksual tanpa orgasme tak ubahnya sayur tanpa garam. Hambar! Celakanya, tak sedikit wanita dan pria yang mengalaminya. Penyebabnya pun bermacam-macam. Tapi jangan khawatir, dengan bantuan dokter, gangguan fungsi seksual ini dapat diatasi.

Ada satu cara yang dapat dipakai untuk mengetahui sumber masalah disfungsi orgasme pada wanita, yaitu melalui masturbasi. Kalau si wanita dapat mencapai orgasme melalui masturbasi, dapat disimpulkan penyebab hambatan orgasme bukan terletak pada wanita. Paling sedikit ada dua hal yang dapat menjelaskan mengapa dengan melakukan masturbasi si wanita dapat mencapai orgasme.

Pertama, dengan melakukan masturbasi si wanita dapat menerima rangsangan seksual yang efektif, mungkin pada klitoris atau G-spot, karena si wanita sendiri yang mengatur dan melakukannya. Kedua, tanpa melakukan hubungan seksual, berarti tidak ada hambatan psikis yang dialami, khususnya yang berkaitan dengan keberadaan pihak suami.

Karena itu sebagian wanita yang tidak dapat mencapai orgasme dengan hubungan seksual, dapat merasakannya dengan cara masturbasi atau mendapat masturbasi dari pasangannya. Kenyataan ini juga menunjukkan bahwa rangsangan yang dia dapatkan ketika melakukan hubungan seksual dengan suami atau pasangan tidak cukup efektif. Selain itu, dalam hubungan seksual dengan suami, secara psikis wanita juga merasa terbebani harus memuaskan pasangannya, sehingga dirinya terhambat mencapai orgasme.

Sebagian wanita hanya dapat atau lebih mudah mencapai orgasme bila melakukan hubungan seksual dengan posisi di atas. Keadaan ini terjadi karena dengan posisi di atas, wanita lebih bebas mengatur gerakan agar dapat menerima rangsangan dari penis selama melakukan hubungan seksual.

Di pihak lain, ada alasan mengapa pria lebih mudah mencapai orgasme. Pertama, secara anatomik penis menonjol dan besar sehingga sangat mudah menerima rangsangan ketika melakukan hubungan seksual. Kedua, beban psikis kurang dialami oleh pria karena tidak akan mengalami kehamilan.

Tetapi pada pria, disfungsi orgasme lebih jarang terjadi. Disfungsi orgasme hanya sekitar 3 – 10 persen dari kasus disfungsi seksual pria. Pada umumnya pria mampu menapai orgasme setiap kali melakukan hubungan seksual atau menerima rangsangan seksual  yang cukup.

Pada pria normal, orgasme terjadi bersamaan dengan ejakulasi. Karena itu, ketika mengalami ejakulasi, pria juga merasakan kenikmatan seksual (orgasme). Namun, dapat pula terjadi orgasme tanpa ejakulasi. Ketika ia merasakan kenikmatan seksual, ejakulasi tidak terjadi. Sebaliknya, dapat terjadi ejakulasi tanpa orgasme. Ketika mengalami ejakulasi, pria ini tidak terasa kenikmatan seksual. Inilah yang terjadi pada pria yang mengalami disfungsi orgasme.

Pada pria, disfungsi orgasme dapat disebabkan karena penyakit yang berkaitan dengan saraf, efek samping obat tertentu, dan hambatan psikis seperti kecemasan dan kejemuan terhadap pasangan.