Find Us On Social Media :

8 Kisah Unik Jokowi

By Ilham Pradipta M., Rabu, 26 Oktober 2016 | 10:01 WIB

Karakternya yang sederhana, membumi, dan serbaspontan sangatlah berbeda dibandingkan dengan presiden-presiden terdahulu republik ini.

Intisari-Online.com Pada 20 Oktober 2016, Joko Widodo genap dua tahun memimpin Republik Indonesia. Sepak terjangnya kerap menjadi bahan diskusi panas, baik oleh para pemujanya maupun pembencinya. Mulai dari kebijakan pemerintahan hingga hal remeh temeh dalam perikehidupannya.

Terlepas dari segala pro dan kontra, harus diakui Jokowi –sapaan akrab Joko Widodo, adalah presiden yang unik. Karakternya yang sederhana, membumi, dan serbaspontan sangatlah berbeda dibandingkan dengan presiden-presiden terdahulu  republik ini. Berikut delapan kisah unik Jokowi di mata staf Kantor Staf Presiden Republik Indonesia, Happy Kurniawan Harinto dan Eko Sulistyo, Deputi IV – Kedeputian Komunikasi dan Diseminasi Informasi.

1.Rahasia di Balik Buku Tulis

 Meski telah menjadi presiden, Jokowi tak pernah menanggalkan kesederhanaan dan kebiasaan lamanya. Sebelumnya, saat menjabat sebagai Gubernur DKI  Jakarta, ia sering kali membagikan buku tulis kepada anak-anak. Biasanya, hal itu ia lakukan ketika  blusukan. Nah, hal ini pula yang masih ia lakukan hingga kini.

Ketika bertolak ke berbagai daerah di tanah air, di dalam mobil RI-1 miliknya, setidaknya terdapat 2.000 hingga 3.000 buku tulis yang siap ia bagikan. Buku itu berbeda dengan buku tulis pada umumnya. Di sampul buku atau di dalamnya kerap terdapat kata mutiara yang dibuatnya sendiri. Seperti, “Membacalah, dan bangsa ini akan terhindar dari buta karena ketidaktahuan.” Ada juga kata-kata unik, bergaya pantun. “Beli duku sama Bang Muin, sekolah dulu baru main.”

Menurut Happy Kurniawan Harinto, pengolah sosial media jokowi saat pilpres, Jokowi memang menyukai anak-anak kecil. “Pak Jokowi senang sama anak-anak, apalagi yang sumringah,” ujarnya .

Sebenarnya, Jokowi tak hanya membagikan buku ketika tiba di lokasi. Usut punya usut, dia tak segan untuk turun dari mobil R1-1 saat melihat anak-anak di pinggir jalan. Misalnya saja saat kunjungannya ke Aceh pada Maret 2016. Kala itu, iring-iringan rombongan presiden mendadak berhenti. Para pengawalnya spontan terkaget-kaget karena menduga terjadi apa-apa. Ternyata, mobil Jokowi berhenti bukan karena ada sesuatu yang tidak beres. Pria murah senyum ini hanya ingin memberikan buku kepada tiga anak yang berdiri di pinggir jalan.

2. Tak Menyukai Teks

Setiap presiden tentu memiliki gaya dan keunikannya tersendiri saat berbicara di depan publik. Ada yang berapi-api, ada yang kaku penuh tata cara, ada pula yang sederhana alias tidak bertele-tele. Nah, gaya terakhir inilah yang dimiliki Jokowi.  “Pak Jokowi memang bukan orator, dia lebih menunjukkan aspek yang sifatnya action oriented,” ungkap Eko saat ditemui Kantor Staf Presiden Republik Indonesia.

Menurut Eko, Jokowi enggan menggunakan teks karena ia percaya diri dan menguasai topik yang akan diutarakannya. Bahkan, Presiden Ke-7 Republik Indonesia ini, kerap menggunakan slide presentasi untuk menyampaikan pesan dan gagasannya. Padahal, penggunaan slide ini terbilang rumit.

Namun, ada juga bisik-bisik berseliweran di dunia maya yang mengatakan bahwagaya pidato Jokowi tak spesial. Mereka menyarankan agar Jokowi meningkatkan kemampuan pidatonya.