Intisari-Online.com – Pagi-pagi benar, seorang pengusaha menemui seorang penasihat bisnis untuk berkonsultasi tentang kondisi perusahaannya yang saat itu kritis. Setelah ayahnya meninggal, ia adalah orang yang paling berhak untuk meneruskan perusahaan milik keluarga.
“Perusahaan saya sekarang dalam kondisi yang kritis. Padahal, sebelum ayah meninggal beberapa bulan yang lalu, perusahaan itu berkembang pesat. Belakangan ini, setiap bulan tidak pernah ada pemasukan. Saya pun harus membayar utang kepada bank. Jika kondisi ini terus-menerus terjadi, saya sangat khawatir jika suatu saya tidak bisa membayar utang sehingga pihak bank menyita perusahaan saya beserta semua asetnya.”
“Setelah ayah Anda meninggal, kegiatan apa yang Anda lakukan?” tanya penasihat.
“Setelah ayah meninggal, saya harus berlatih keras untuk mengikuti turnamen golf. Beberapa bulan kemudian, saya harus mempersiapkan diri untuk ikut regu pendakian Gunung Elbrus di Rusia. Belum lama berselang, saya mempersiapkan kendaraan saya untuk mengikuti tour off road. Itulah beberapa kegiatan yang saya lakukan setelah ayah meninggal,” jelas pengusaha tersebut.
Mendapat penjelasan demikian, sang penasihat tersenyum lalu berkata, “Itulah penyebab menurunnya pendapatan perusahaan Anda.”
“Bagaimana bisa? Apa hubungannya dengan kegiatan saya?” tanya pengusaha itu heran.
“Tentu saja ada hubungannya. Ketika Anda melakukan semua aktivitas tersebut, Anda telah mengeluarkan uang perusahaan dengan jumlah yang sangat banyak. Selanjutnya, Anda tidak pernah serius dalam menjalankan perusahaan sehingga tidak ada kemajuan. Anda lebih mengutamakan olahraga dibandingkan mengurusi pekerjaan. Itulah penyebabnya,” jelas penasihat itu lagi.
Penjelasan penasihat itu mampu menyadarkan pengusaha tersebut. Ia sadar bahwa ia telah melakukan kekeliruan sehingga perusahaannya mengalami kondisi kritis. “Menurut Bapak, apa yang harus saya lakukan?” tanya pengusaha itu lagi.
“Kembali dan pusatkan seluruh perhatian pada perusahaan. Berusahalah untuk mengembangkan kinerja perusahaan. Jangan terpengaruh dengan hal-hal lain jika tidak ingin perusahaan Anda gulung tikar,” jelas penasihat itu lagi.
Pengusaha itu kemudian kembali dan berusaha untuk menekuni bisnisnya dibandingkan mengikuti kegiatan olahraga. Sejak itu, ia memfokuskan seluruh perhatiannya, untuk berupaya menyelamatkan perusahaan. Akhirnya, perusahaan miliknya kembali berjalan normal sebagaimana sebelumnya.
Bisnis apa pun yang sedang kita jalankan, dan apa pun yang sedang kita lakukan saat ini harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Kita tidak boleh terpengaruh oleh hal-hal lain. Sebuah bisnis jika dilakukan dengan setengah hati pasti tertinggal, bahkan mengalami kegagalan. Kita harus memiliki fokus penuh atas apa yang sedang kita kerjakan. Lakukan dengan penuh tanggung jawab, dan kita akan mengalami kemajuan.
Tetap fokus adalah kunci utama kesuksesan dalam dunia bisnis. Ingat bahwa orang lain tidak akan memberikan apa pun kepada kita, selain kita bekerja keras. Bertanggung jawablah terhadap setiap situasi dan kondisi yang kita jumpai dalam perjalanan bisnis, tanpa terkecuali.
Banyak orang menginginkan kesuksesan. Banyak orang berlomba-lomba untuk membuka bisnis. Namun setelah itu, mereka tidak fokus pada pekerjaannya. Akibatnya adalah kegagalan. Ketika gagal, mulai ada rasa takut untuk memulai lagi dengan lebih baik. Karena mengalami kegagalan, timbul keinginan untuk meninggalkan apa yang telah dilakukan sebelumnya, dan merasa menyesal.
Fokus membantu kita tetap berjalan di jalan yang benar. Para ilmuwan tersohor dunia telah mengajari kita untuk tetap fokus pada apa yang sedang kita lakukan. Jika Alexander Graham Bell tidak berfokus pada apa yang ia lakuakn, saat ini kita tidak mungkin menikmati kemudahan berkomunikasi dengan telepon.