Find Us On Social Media :

Masih Suka Menuruti Emosi? Coba Baca Kisah Seekor Ular dan Gergaji Ini!

By Mentari Desiani Pramudita, Selasa, 25 Oktober 2016 | 18:02 WIB

Kisah seekor ular dan gergaji.

Intisari-Online.com- Ada sebuah kisah. Tentang seekor ular yang masuk dalam gudang tempat tukang kayu bekerja di sore hari. Seperti gudang pada umumnya, banyak peralatan kerja yang berserakan di mana saja.

Tanpa sepengetahuan tukang kayu tersebut, si ular berjalan ke sana kemari di dalam gudang. Tidak sengaja, ia merayap di atas gergaji yang membuat perut ular terluka.

Sebagai bentuk pertahanan tubuhnya, ular merasa ia telah diserang. Ia pun membalas dengan mematuk gergaji tersebut. Hasilnya, malah membuat bagian mulutnya terluka parah.

Tidak terima, ia mengerahkan kemampuan terbaiknya untuk mengalahkan sang ‘musuh’. Ia membelit kuat gergaji itu.

Akibatnya bukannya ia menang, malah terluka semakin parah. Tak lama kemudian, ia mati.

Emosi dan amarah kadangkala membuat kita ingin melukai orang lain. Sebagai alat penumpahan kekesalan.

Tapi tahukah Anda jika sesungguhnya diri kita sendiri yang terluka? Bahkan luka itu berkali lipat lebih daripada yang orang lain rasakan.

Sebab, apapun jenis kemarahan yang kita luapkan, baik dalam bentuk kata atau gerakan, nantinya akan kita sesali dikemudian hari.