Find Us On Social Media :

Perjalanan Panjang Tikus Coklat Asia Timur Hingga Bisa Sampai Rumah Kita

By Bramantyo Indirawan, Selasa, 25 Oktober 2016 | 09:32 WIB

Kolonialisme membantu tikus coklat untuk menyebar ke berbagai belahan dunia.

Intisari-Online.com – Tikus coklat atau Rattus norvegicus menjadi hewan yang seringkali berada di rumah kita dan memberikan keresahan karena kehadirannya. Bagaimana tidak, apabila dihitung setiap tahunnya, kerugian yang ditimbulkan hewan pengerat ini di dunia mencapai AS$19 bilyun (Rp 2,4 bilyun).

Sekelompok peneliti dari Universitas Fordham membuat studi besar-besaran terhadap spesies ini untuk mengetahui rute perjalanan melalui peta. Hal yang menarik dari tikus coklat adalah bagaimana mereka bisa menyebar ke berbagai belahan dunia padahal berasal dari negara Tiongkok dan Mongolia.

Ternyata cara penyebarannya sendiri berbeda dengan tikus hitam (Rattus rattus) dan tikus rumah (Mus musculus) yang berekspansi melalui kegiatan agraria manusia. Hal yang pasti sama adalah bagaimana ketiga jenis tikus ini berhasil menjadi spesies invasive (penyerbu) paling sukses melalui penyebarannya.

Selama tiga tahun, Peneliti Universitas Fordham mengumpulkan sampel dari 314 tikus di 76 lokasi berbeda dari seluruh dunia yang diambila dari museum, langsung, dan beli di pasar hewan. Analisa genomic atau gen hewan itu memberikan cerita migrasi tikus coklat yang ternyata tersebar melalui lima rute utama dari Asia Timur.

Mereka terbagi menjadi gelombang-gelombang besar tikus yang tersebar ke rute masing-masing. Asia Tenggara, Asia Tengah, hingga Eropa melalui Jalur Sutra di tahun 1500. Ada juga yang berhasil menyebrang lautan Pasifik hingga menuju Amerika Utara.

Cara penyebarannya sendiri cukup menarik, mereka berhasil masuk kedalam kapal-kapal sehingga mudah menyebar saat mendarat di sebuah tempat. Contohnya adalah kapal-kapal kolonialisme Eropa yang tidak disadari melakukan penyebaran tikus secara besar-besaran menuju Amerika, Afrika, hingga Australasia.