Penulis
Intisari-Online.com -Seletah bertahun-tahun lamanya, akhirnya harga bensi di Papua sama seperti harga bensin di Jawa dan daerah-daerah lainnya. Hal ini terjadi lantaran kebijakan “Satu Harga BBM” yang dicangkan Presiden Joko Widodo di wilayah itu.
Dulu, seliter premium bisa mencapai Rp100 ribu, tapi dengan kebijakan baru ini, maka harga seliter premium adalah Rp6.450.
Menurut Presien, selama ini ada ketidakadilan bagi masyarakat Papua terkait harga bahan bakar minyak. Sebab, di sejumlah daerah terpencil di Papua bisa mencapai Rp 100.000 per liter. Padahal, di daerah lain harga BBM jenis premium tidak mencapai Rp7.000 per liter.
“Ada ketidakadilan di sini. Tidak bisa seperti itu. Kalau di barat dan tengah, di sini harusnya sama harganya,” kata Jokowi saat memberi sambutan dalam peresmian enam proyek listrik di Jayapura, Senin (17/10).
Soal program ini, Jokowi mengaku sudah berkomunikasi dengan Dirut Pertamina Dwi Soetjipto terkait masalah BBM ini. Namun, Dwi mengakui bahwa cukup sulit untuk membuat harga BBM di sejumlah daerah menjadi murah.
“Dirut Pertamina menyampaikan ke saya kalau harga Rp7.000 ruginya banyak (kabarnya mencapari Rp800 miliar). Tapi ini bukan urusan untung dan rugi,” ucap Jokowi disambut tepuk tangan riuh warga. “Sudah saya perintahkan ke Bu Menteri carikan jalan keluar. Yang paling penting harganya kurang lebih sama dengan yang di Jawa.”
Lalu, lanjut Jokowi, Dirut Pertamina sempat meminta sokongan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Namun, Jokowi menolaknya. “Enggak-lah itu urusan Pertamina. Karena yang di barat untung yang disini kan rugi, kalau disubsidikan juga kan masih untung. Yang paling penting harganya harus sama,” ucap Presiden.
Presiden yakin, dengan harga BBM yang stabil, maka pertumbuhan ekonomi di Papua akan semakin berkembang pesat.