Find Us On Social Media :

Satu Syarat Agar Google dan Facebook Dapat Kembali di Tiongkok

By Bramantyo Indirawan, Jumat, 14 Oktober 2016 | 12:09 WIB

Bagaimana cara Google dan Facebook diijinkan kembali di Tiongkok

Intisari-Online.com – Apabila kita tinggal di Tiongkok kita tidak bisa dengan mudahnya membuka internet dan memasukkan kata kunci melalui pencarian Google untuk mencari informasi. Kita juga tidak bisa perbarui status atau menyukai foto orang lain lewat Facebook.

Mengapa? Karena keduanya diblokir oleh negara tirai bambu ini. Google sempat bekerjasama dengan Tiongkok dan merilis Google China di tahun 2006, akan tetapi tidak lama situs itu diblokir dan hanya bisa diakses di Hong Kong. Sedangkan Facebook sendiri harus angkat kaki pada tahun 2009 setelah unjuk rasa di daerah Xinjiang.

Masih banyak lagi yang diblokir oleh pemerintahan yang dikuasai oleh Partai Komunis Tiongkok, akan tetapi secercah harapan sepertinya muncul agar Google dan Facebook dapat kembali beredar di negara ini. Semua itu dengan satu syarat khusus.

Seorang reporter Bloomberg bertanya kepada Ren Xianliang sebagai direktur deputi dari Administrasi Dunia Maya Tiongkok di konferensi pers World Internet Conference (WIC). Apakah negara dengan Ibu kota Beijing ini dapat mengijinkan Google dan Facebook untuk beroperasi.

Ren mengatakan bahwa perkembangan internet di Tiongkok selalu dikelola dengan kebijakan yang terbuka. “Sedangkan untuk perusahaan internet asing juga dapat kita terima, asalkan mereka menghormati hukum dan tidak menganggu kepentingan konsumen beserta negara ini. Kami persilahkan untuk berbagai manfaat bagi perkembangan internet Tiongkok,” tambahnya.

Hukum Tiongkok bekerja dengan mengatur informasi, termasuk sensor yang mereka pilah. Sudah sewajarnya apabila ada informasi krusial yang dapat menyerang negara ini, maka pemblokiran data hingga situs dilakukan. Jadi apabila kedua perusahaan itu ingin kembali beredar, hormati hukum dan kepentingannya.

Kini, dengan kerja sama yang dilakukanya bersama perusahaan lokal, pemerintahan mencoba melakukan sensor kepada situs-situs hingga kata kunci yang tersebar. Apabila kita berada di Tiongkok, kita tidak bisa melakukan akses ke situs asing tertentu karena penggunaan blokir Firewall yang cukup sulit untuk ditembus.

Pemblokiran ini menuai kritik dari dunia internasional hingga rakyat Tiongkok sendiri. Mereka merasa bahwa kebebasan telah direnggut oleh pemerintahan. Tentunya semua tindakan memiliki alasan dan kestabilan dapat diciptakan dengan pengaturan informasi. Selalu ada dua sisi dalam koin, termasuk keputusan ini. Apa jadinya ya bila kedua situs ini diblokir di Indonesia?