Intisari-Online.com – Ada sebuah sungai di sebuah desa kecil. Hewan-hewan biasa menggunakan jembatan sempit yang dibangun di atas sungai itu untuk menyeberang.
Pada suatu hari, seekor kambing sedang menyeberangi jembatan. Ia melihat kambing lain juga melintasi jembatan pada arah yang berlawanan. Jembatan itu begitu sempit sehingga tidak ada ruang untuk mereka berdua lewati.
Kedua kambing itu tidak ingin kembali. Seekor kambing mengatakan pada kambing lainnya, “Kau harus kembali karena saya lebih kuat dari kamu.”
Tetapi kambing lainnya itu membatah dan mengatakan ia lebih kuat. Keduanya terus bertengkar. Hingga kemudian seekor kambing menggunakan tanduknya untuk menunjukkan bahwa ia lebih kuat dari yang lain.
Mereka berjuang mati-matian hingga keduanya kehilangan keseimbangan dan jatuh ke dalam aliran air di bawahnya. Derasnya arus sungai tidak mampu mereka lawan hingga membuat keduanya tenggelam.
Beberapa saat kemudian, dua ekor kambing juga berada di atas jembatan yang sama dalam arah yang berlawanan. Keduanya pun mulai bertengkar karena salah satu harus memberi jalan kepada lainnya. Namun, salah seekor kambing berpikir sejenak dan meminta kambing lain untuk berhenti. Katanya, “Jika kita berdua bertarung, kita akan jatuh ke sungai, dan tenggelam. Sebaliknya saya punya rencana. Saya akan berbaring dan kau berjalan di atas saya.”
Kemudian kambing bijaksana itu berbaring di jembatan, sementara kambing lainnya berjalan di atasnya. Jadilah bila mereka berpapasan kembali, mereka melanjutkan cara demikian.
Demikianlah, kemarahan akan menyebabkan kesedihan, dan sebaliknya akan mengarah pada sukacita.