Find Us On Social Media :

Untuk Beli Tisu Toilet pun Warga Venezuela Harus Terbang ke New York

By Moh Habib Asyhad, Sabtu, 1 Oktober 2016 | 16:30 WIB

Untuk Beli Tisu Toilet pun Warga Venezuela Harus Terbang ke New York

Intisari-Online.com - Resesi ekonomi di Venezuela bahkan sudah berdampak pada hal-hal yang sangat elementer. Itulah yang dirasakan oleh Carmen Mendoza, yang bahkan untuk beli tisu toilet pun warga Venezuela berusia 66 tahun itu harus terbang ke New York, Amerika Serikat.

Tak hanya tisu toilet, di megapolitan AS itu, Mendoza juga membeli sabun mandi, pasta gigi, kacang-kacangan, tepung, ikan tuna, mayones, dan aspirin. Barang-barang itu, menurutnya, sudah tak bisa lagi ditemukan di tanah airnya.

Kita tahu, resesi ekonomi yang dialami Venezuela telah berubah menjadi krisis kemanusiaan. Warga amat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan dan obat-obatan serta tingkat kejahatan pun kian meroket.

Mendoza mengunjungi pasar swalayan Whole Foods bersama putrinya, Anabella. Di pasar swalayan yang baru dibuka tersebut, Mendoza melihat rak-rak penuh dengan makanan, sayur-mayur, dan buah-buahan. Sebuah pemandangan yang langka di Venezuela.

“Air mata saya tidak terbendung. Anda bisa sangat bahagia ketika menemukan barang paling mendasar, seperti misalnya susu,” ujar Mendoza.

Mendoza tidak sendirian. Pada 2015 lalu, tidak kurang dari setengah juta warga Venezuela mengunjungi AS, tidak hanya untuk mengunjungi keluarga dan kerabat, namun juga sekaligus membeli bahan-bahan pokok.

“Ini adalah bukti bagaimana buruknya pengelolaan negara tersebut. itu (Venezuela). Keadaan semakin buruk dan buruk saja,” ujar Beatriz Ramos, seorang technopreneur asal Venezuela yang kini menetap di New York.

Komite pemilihan umum Venezuela beberapa waktu lalu mengumumkan pemberian waktu kepada pemimpin oposisi selam tiga hari pada akhir bulan Oktober 2016 untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya tanda tangan sebagai bentuk dukungan referendum. Ini tentu saja dilakukan guna menyingkirkan Presiden Nicolas Maduro. Lawan Maduro membutuhkan 20 persen pemilih terdaftar untuk meneken petisi. Jika sudah terpenuhi, referendum kemungkinan dapat dilakukan pada awal 2017.