Find Us On Social Media :

Hormon Cinta Bisa Membuat Pria Lebih Spiritual?

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 29 September 2016 | 17:45 WIB

Hormon Cinta Bisa Membuat Pria Lebih Spiritual?

Intisari-Online.com – Hormon cinta, oksitosin tidak hanya membawa percikan dalam hubungan kita dengan pasangan, tetapi juga dapat membuat pria lebih spiritual, menerapkan meditasi, dan terhubung ke diri yang lebih tinggi.

Menurut peneliti dari Duke University, oksitosin yang dikenal karena perannya dalam mendukung ikatan sosial, altruisme, ternyata mungkin juga mendukung spiritualitas. Dalam penelitian tersebut, para pria melaporkan rasa yang lebih besar dari spiritualitas tak lama setelah mengambil oksitosin dan seminggu kemudian. Peserta yang mengambil oksitosin juga mengalami emosi yang lebih positif selama meditasi, kata pemimpin penelitian Patty Van Cappellen, psikolog sosial di Duke. Spiritualitas dan meditasi masing-masing telah dikaitkan dengan kesehatan dan kesejahteraan dalam penelitian sebelumnya.

“Kami tertarik untuk memahami faktor-faktor biologis yang dapat meningkatkan pengalaman-pengalaman spiritual. Oksitosin tampaknya menjadi bagian dari cara tubuh kita untuk mendukung keyakinan spiritual, jelas Cappellen.

Spiritualitas itu kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Namun, oksitosin tampaknya mempengaruhi bagaimana kita memandang dunia dan apa yang kita yakini, tambahnya. Peserta yang semuanya pria, dan temuan ini memang hanya berlaku untuk pria.

Secara umum, oksitosin beroperasi agar berbeda pada pria dan wanita. Dan dampaknya pada spiritualitas wanita masih perlu diselidiki. Oksitosin terjadi salama alami dalam tubuh. Diproduksi oleh hipotalamus, yang bertindak sebagai hormon dan neurotransmitter, mempengaruhi banyak daerah otak. Oksitosin dirangsang saat berhubungan seks, melahirkan, dan menyusui.

Penelitian terbaru juga menyoroti kemungkinan peran oksitosin dalam mendukung empati, kepercayaan, ikatan sosial, dan altruisme. Untuk menguji seberapa oksitosin dapat mempengaruhi spiritualitas, peneliti diberikan hormon untuk satu kelompok dan plasebo yang lain.

Mereka yang menerima oksitosin lebih cenderung mengatakan setelah itu bahwa spiritualitas penting dalam kehidupan mereka dan bahwa hidup mereka memiliki arti dan tujuan. Setelah memperhitungkan apakah peserta menganut sebuah agama atau tidak. Peserta yang menerima oksitosin juga lebih cenderung melihat diri mereka saling berhubungan dengan orang lain dan makhluk hidup, sehingga memberikan peringkat yang lebih tinggi untuk pernyataan seperti: “Semua makhluk hidup saling berhubungan”.

Subjek penelitian juga mengikuti meditasi yang dipandu. Mereka menerima oksitosin, dan dilaporkan mengalami emosi yang lebih positif selama meditasi, termasuk kekaguman, rasa syukur, harapan, inspirasi, cinta, dan ketenganan. Oksitosin tidak mempengaruhi semua peserta, tetapi pengaruhnya pada spiritualitas lebih kuat di antara orang dengan varian tertentu dari gen CD38, yang mengatur pelepasan oksitosin dari neuro hipotalamus di otak .

Cappellen mencatat semua penemuannya dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal Social Cognitive and Affective Neuroscience. (healthsite)