Sengaja Melupakan Janji Termasuk 1 dari 15 Pelecehan Verbal (2)

Tika Anggreni Purba

Penulis

Sengaja Melupakan Janji Termasuk 1 dari 15 Pelecehan Verbal (2)

Intisari-Online.com—Umumnya, kita hanya memahami jenis pelecehan yang dilakuka secara fisik. Lupa bahwa kekerasan verbal melalui bahasa juga bisa berdampak bagi korban. Dan tentu saja sering tidak disadari oleh si pelaku.

Biasanya pelaku pelecehan verbal merasa memiliki kekuasaan dan kekuatan yang lebih dari korbannya. Apalagi jika si korban tidak melawan sama sekali. Maka semakin menjadilah tindakan tersebut.

Orang yang sering melakukan kekerasan verbal biasanya banyak mengalami perasaan marah untuk menanggapi segala keadaan. Misalnya ketika ia merasa tidak aman dan cemas, ia akan marah.

Kegagalannya adalah, ia tidak rela merespons segala tindakan dengan ungkapan lain kecuali marah. Itulah sebabnya, tembok yang terbangun antara dirinya dengan orang lain, baik itu pasangan maupun teman, semakin tinggi setiap hari. Berikut 15 jenis pelecehan verbal yang umum namun sering pula tidak disadari:

9. Merendahkan dan meremehkan perkataan orang lain

Mirip dengan tindakan ke-8 tadi, pelaku pelecehan verbal jenis ini biasanya merusak suasana dengan merendahkan bahkan menunjukkan ketidaksukaannya secara terang-terangan. Hal ini dilakukan demi kepentingannya sendiri.

10. Mengancam

Hal ini bentuk pelecehan yang sangat umum dan eksplisit. Misalnya, ia berkata, “Jika kamu tidak melakukan ini, saya akan…” bahkan hal ini bisa dilakukan dengan cara yang sangat halus. Misalnya, “Jika kamu tidak ikuti saran saya, orang akan tahu kalau kamu orang yang tidak kompeten,”

11. Membuat nama panggilan yang kasar

Nama panggilan yang ditujukan untuk seseorang namun panggilan yang buruk dan kasar. Misalnya, “perempuan jalang”, “si bodoh,” dsb. Atau panggilan yang disematkan secara tidak langsung, misalnya “kamu memang sangat tidak berharga,”. “memangnya kamu sepenting itu,”

12. Melupakan janji dan melupakan orang tersebut

Sengaja melupakan janji dengan tujuan menyakiti orang lain juga termasuk pelecehan verbal. Bahkan jika ia juga benar-benar lupa, ia tetaplah bersalah karena tidak berupaya untuk mengingat janji itu.

13. Mengontrol orang lain

Pelaku tidak memberikan hak bebas pada orang lain di sekitarnya. Ia ingin mengendalikan dan mengontrol orang lain sesuai dengan kemauannya.

14. Menyangkali dan menolak orang lain

Perilaku ini disebut pelecehan verval karena ia menyangkal bahkan menolak apa yang dikatakan orang lain. Baginya, apa yang dipikirkannya dan apa yang penting baginya itulah yang harus diikuti. Ia akan menemukan cara untuk membenarkan apa yang dilakukannya.

15. Kemarahan kasar

Marah secara kasar dengan berteriak dan menjerit merupakan bentuk pelecehan verbal. Bahkan berteriak “tutup mulutmu!” merupakan bentuk perkataan yang kasar. Ingatlah semua orang tidak layak menerima perlakuan seperti itu.

(psychologytoday.com)