Find Us On Social Media :

Kasus Ibu Muda Mutilasi Anak Kandung: Antara Depresi Istri dan Peran Penting Suami

By Ade Sulaeman, Kamis, 6 Oktober 2016 | 10:00 WIB

Kasus Ibu Muda Mutilasi Anak Kandung: Antara Depresi Istri dan Peran Penting Suami

Intisari-Online.com - Banyak orang yang merasa tidak percaya saat membaca berita kasus seorang ibu muda yang memutilasi anak kandungnya. Padahal, sebenarnya kasus ini tidak asing dan dapat terjadi pada siapa saja, khususnya pada ibu-ibu yang mengalami depresi setelah melahirkan dan merasa suaminya tidak memberi dukungan.

Adalah sangat berat hidup dengan seseorang yang menderita depresi. Apalagi, jika ada seorang bayi yang baru lahir, yang membutuhkan perhatian setiap saat. Belum lagi, pekerjaan rumah tangga yang lain dan kewajiban untuk bekerja di luar rumah. Apa yang Anda pikir bisa membantu, ternyata tidak dan justru memerburuknya.

Anda kebingungan dan frustasi. Itu bisa dimengerti. Tapi, jangan menjadi turut depresi. Ingatlah ini selalu: Wanita yang depresi akan cepat pulih dengan dukungan konstan dari partnernya.

Semakin lama Anda berpura-pura bahwa depresi akan hilang dengan sendirinya dan menyangkal itu benar-benar terjadi, semakin lama waktu pemulihan yang dibutuhkan oleh istri Anda.

Semakin banyak yang Anda harapkan dari dirinya, semakin besar tuntutan Anda, akan semakin sulit proses pemulihannya. Semakin Anda tidak peduli, semakin kondisi istri Anda akan bertambah parah.

Anda harus menyikapi depresi istri Anda dengan serius, meski Anda tidak suka, bahkan meski Anda tidak percaya.

Tapi, percaya lah bahwa Anda punya kekuatan dan pengaruh sangat besar untuk memengaruhi kondisi rumah tangga dan perasaan istri Anda, lebih dari yang Anda bayangkan.

Semakin keras Anda berusaha, semakin cepat istri Anda kembali pada Anda, kembali kepada kepribadiannya yang dulu membuat Anda jatuh cinta.

Agar para suami di luar sana paham dan siap, inilah yang Anda hadapi ketika istri mengalami depresi pasca kelahiran:

1. Jika Anda katakan padanya Anda mencintainya ... dia tidak akan percaya.

2. Jika Anda mengatakan padanya dia seorang ibu yang baik ... dia akan berpikir Anda mengatakan itu cuma karena ingin menghiburnya.

3. Jika Anda mengatakan dia cantik ... dia akan menganggap Anda berbohong.