Benarkah Barcode Boarding Pass Pesawat Mencantumkan Data Pribadi Kita?

Moh Habib Asyhad

Penulis

Benarkah Barcode Boarding Pass Pesawat Mencantumkan Data Pribadi Kita?

Intisari-Online.com -Kabar mengkhawatirkan tentang bahaya peretasan terhadap data pribadi yang tercantum pada barcode boarding pass masih terus muncul di berbagai media, baik di dalam maupun di luar negeri. Peretasan terhadapnya, dikatakan, bisa dilakukan para hackers atau orang-orang yang bermaksud jahat.

Seperti dilansir dari Angkasa.co.id, berita ini pertama kali diunggah situs media online Krebsonsecurity.com yang mengkhususkan diri pada topik kejahatan siber dan internet pada 6 Oktober 2015, dan masih terus ditulis ulang sampai sekarang.

Pertanyaannya: Benarkah dari barcode yang tercantum pada boarding pass yang melengkapi tiket pesawat, seseorang bisa membaca data pribadi kita dengan mudah? Termasuk alamat rumah, nomor telepon, sampai nomor kartu kredit? Sadar atau tidak, sejauh tak ada penjelasan tentang berita ini, bayang-bayang kekhawatiran memang akan selalu ada.

Hanya beberapa hari setelah artikel di Krebs on Security tayang, sanggahan logis sebenarnya sudah diunggah di berbagai situs. Namun, kekhawatiran sudah terlanjur menyebar secara viral dan tak terkendali di jaringan media sosial. Di beberapa negara, pengguna kereta api jarak jauh bahkan sampai ikut merasa tak nyaman dibuatnya. Boarding pass dengan sistem barcode sendiri mulai populer digunakan perusahaan transportasi udara, dan sejumlah kereta api, sejak 2005.

Sanggahan di antaranya dilayangkan langsung oleh Brian Salzman, Direktur Marketing Inlite Research, perusahaan di AS yang menayangkan aplikasi pemindai barcode online gratis. Ia menyatakan, ketakutan atau kekhawatiran sudah terlalu berlebihan.

Barcode tak mencantumkan informasi lebih banyak dari angka atau huruf yang tertera pada tiket Anda. Gambar kode digital ini tak dirancang untuk urusan keamanan atau bukan, melainkan hanya untuk memudahkan komputer membaca informasi perjalanan yang digunakan penumpang,” kata Salzman.

Menguatkan sanggahan itu, pada kesempatan terpisah blogger Shaun Ewing coba membuktikannya dengan membongkar data boarding pass dari tiket perjalanan udaranya. Berikut ini adalah data yang muncul, dan hasil interpretasinya:

– EWING/SHAUN: nama belakang/nama depan

– E1AAAAA: indikator tiket elektronik dan kode booking tiket

– SYDBNEQF: terbang dari SYD (Sydney) ke BNE (Brisbane) dengan QF (Qantas)

– 0524: nomor penerbangan 524

– 106: kode penanggalan Julian untuk April 16.

– Y: klas Ekonomi. (“F” untuk klas First, dan “J” untuk Business)

–23A: nomor kursi

– 0073: nomor urut check-in

– 3: status penumpang

– 59: ukuran teknis.

– >: kode penanda untuk nomor berikutnya

– 2: nomor versi

– 18: variabel ukuran teknis

– 0: sumber check-in

– B: tanda airline

– 2: ukuran teknis lainnya

– 9: kode airline

– 0: kode verifikasi dokumen inetrnasional. “0”, tidak ada.

– QF: kode frequent flyer, jika ada.

– 1245678: nomor QF

– 128: data spesifik airline.

Terkait barcode yang ia bongkar itu, Ewing pun menyimpulkan tak ada informasi berbahaya yang bisa diekstrak. “Memang ada banyak informasi di balik barcode, namun kekhawatiran telah meluap amat berlebihan,” ungkapnya.

Demikianlah, memang tak ada data pribadi, apalagi alamat rumah, nomor telepon, dan nomor kartu kredit tercantum pada barcode. Kalau pun seseorang bisa membongkar data yang lebih jauh, hal ini tentunya harus dilatari motivasi tertentu dan perlu akses khusus untuk menembus lewat kode frequent flyer—layanan khusus yang diberikan sebuah airline bagi pelanggan yang bersedia menjadi anggotanya.

“Untuk itu, memang penting untuk tidak menayangkan barcode boarding pass di media sosial dan jangan buang di tempat sembarangan. Karena, siapa tahu memang ada seseorang yang terpancing untuk menyalahgunakannya,” ungkap Ewing.(Adrianus Darmawan/Angkasa.co.id)