Penulis
Intisari-Online.com- Dengan biaya terbatas, kedua orangtuanya mencoba melakukan pengobatan. Namun bukannya sembuh, justru operasi tersebut merusak saraf kakinya. Ejekan dan hinaan tak jarang ia dapatkan. Namun itu semua tidak membuat Li Longbiao menyerah.
Li Longbiao (23) berasal dari sebuah kota kecil di provinsi Guangdong, China. Beberapa bulan setelah lahir, ia didiagnosis dokter mengidap tumor tulang belakang. Penyakit yang membuat kecacatan pada perkembangan di tulang belakang atau saraf. Akibatnya ia bisa terserang masalah neurologis atau bahkan kelumpuhan.
Melihat itu, kedua orangtua Li mencoba mengobati sang anak. Namun dengan biaya terbatas, mereka hanya mampu membawa Li pada sebuah klinik sederhana di kota kecil tempatnya tinggal. Sayang, operasinya gagal. Kegagalan itu tidak hanya mampu mengangkat tumor dengan sempurna melainkan merusak saraf kakinya.
Akibat dari kegagalan itu, bagian tubuh Li dari pinggang ke bawah tidak berkembang dengan sempurna. Ia tidak bisa berjalan. Sejak TK, ia selalu dibantu kruk. Beruntungnya untuk bagian dari pinggang ke atas tidak mengalami masalah yang sama.
Namun walau begitu, orang lain tetap menatap Li dengan pandangan berbeda. Terutama teman-temannya. Tak jarang, mereka melontarkan kata-kata buruk yang membuat Li minder. “Aku berjalan dibantu kruk, sementara anak lain tidak. Karena itu mereka sering mengataiku,” katanya seperti dilansir shanghaiist.com.
Namun itu semua tidak membuat Li menyerah. Seakan ingin memberitahu semua orang bahwa walau ia mengalami kecacatan, ia tetap bisa melakukan hal normal lainnya seperti bersekolah. Ia bahkan masuk dalam salah satu murid berprestasi. Sekarang, ia menjadi mahasiswa di sebuah universitas di Dongguan, Guangdong.
Kini, walau dalam keadaan serba terbatas, ia bisa melewatinya dengan baik. Li bisa melakukan beberapa hal tanpa merepotkan orang lain.