Penulis
Intisari-Online.com – Alkisah, seorang saudara tiba di sebuah desa untuk berdagang. Ia menghentikan seorang petani dan bertanya jalan ke sebuah penginapan.
Petani itu mengarahkan si saudagar ke sebuah penginapan dan ia melanjutkan perjalanannya. Saudagar itu memeriksa ke penginapan yang ditunjuk. Ia mengikat kudanya di istal (kandang kuda) penginapan tersebut dan pergi tidur.
Pagi harinya, pedagang itu pergi ke istal. Tapi pemilik penginapan mengklaim, “Istal saya melahirkan kuda ini. Jadi kuda ini milik saya.”
Saudagar itu terkejut mendengar kebohongan seperti itu. Mereka mulai bertengkar. Keduanya akhirnya pergi ke pengadilan untuk mendapatkan keadilan. Untuk identifikasi, saudagar meminta petani sebagai saksi.Tapi lama ditunggu, petani tidak juga datang.Di saat-saat terakhir, saat sang saudagar suydah pasrah, petani itu datang dan berkata, “Maaf, Pak, saya terlambat karena saya menabur gandum rebus di sawah saya.”
Hakim tertawa, “Bagaimana mungkin gandum rebus menghasilkan butiran gandum?”
“Mengapa tidak, Pak? Jika istal saja bisa melahirkan seekor kuda maka segala sesuatu yang lain pun mungkin terjadi.”
Hakim itu menyadari sebuah kebenaran dan menghukum pemilik penginapan itu.