Find Us On Social Media :

Hati-hati! Tisu Bisa Bikin Infeksi Saluran Kencing

By K. Tatik Wardayati, Senin, 18 April 2011 | 11:57 WIB

Hati-hati! Tisu Bisa Bikin Infeksi Saluran Kencing

Sakit sewaktu buang air kecil merupakan keluhan yang sesekali terjadi dalam hidup kita. Sebagian besar dari keluhan ini tidak berbahaya karena hanya disebabkan menahan kencing atau minum terlalu sedikit sehingga kencingnya pekat dan merangsang. Namun, bila sakit terjadi karena infeksi oleh kuman harus diobati dengan antibiotik karena dapat menimbulkan komplikasi seperti perdarahan, infeksi menjalar naik ke ginjal, dan sebagainya.

Manusia perlu cukup cairan untuk hidup sehat. Bentuk cairan ini dapat bermacam-macam, dari air putih hingga berbagai jenis minuman buatan. Dalam makanan, terutama sayur dan buah juga terdapat banyak air. Orang dewasa sehat membutuhkan minum cairan minimal sebanyak 1,5 - 2 l/hari (24 jam) supaya tubuh berfungsi dengan baik. Kebutuhan ini berubah bila ginjal tidak berfungsi baik atau jantung tidak mampu memompa darah semestinya. Dalam keadaan ini cairah harus dikurangi jumlahnya.

Bila pemasukan air melebihi apa yang dikeluarkan, cairan akan merembes keluar dari pembuluh darah balik masuk ke dalam jaringan di kaki, tungkai, paru-paru, atau rongga perut. Hal ini ditandai oleh pembengkakan (edema) di kaki atau tungkai bawah, cairan berkumpul di perut dan di rongga dada. Pada keadaan ini minum air harus dibatasi jumlahnya hingga sekitar 0,8l/hari (tergantung parahnya gangguan ginjal atau jantung).

Sakit saat kencing dapat berupa sakit saat akan kencing, selagi kencing, atau sesudah kencing. Bila sakitnya terasa sewaktu kencing saja, dengan minum lebih banyak, sebaiknya sekitar 2,5 l/hari, sakit ini dapat diatasi. Bila terasa nyeri sesudah kencing, hal ini biasanya disebabkan oleh infeksi kuman di saluran kencing bawah. Untuk dapat menentukan penyebabnya, urine harus diperiksa di laboratorium. Dengan pemeriksaan sederhana dapat dibedakan apakah sakit kencing hanya disebabkan oleh iritasi atau karena terinfeksi kuman yang disebut infeksi saluran kemih (ISK). Bila terjadi infeksi, sel darah putih (leukosit) di air seni bertambah banyak (normal hanya 1 - 3 per lapangan mikroskop) dan urine menjadi keruh.

Janganlah membeli antibiotik sendiri karena tidak semua antibiotik dapat dipakai untuk ini. Biarlah dokter Anda menentukannya. Bila berobat jalan, antibiotik untuk ISK terbatas pada trimetoprin, kotrimoksazol, nitrofurantoin, asam pipemidik, dan fluorokinolon. Antibiotik oral lainnya tidak dianjurkan. Bila infeksi itu terjadi pada orang yang semulanya sehat, biasanya cukup dengan pengobatan beberapa hari dan dosis yang tepat keadaan akan menjadi baik.

Bila ISK terjadi berulang-ulang atau menjadi kronis hal ini tidak boleh dianggap remeh. Anda harus berkonsultasi ke dokter untuk penanganan yang lebih baik. Urine perlu diperiksa dengan cara khusus (kultur) untuk membiakkan kumannya. Hal ini penting untuk dapat memilih antibiotiknya dengan cermat karena kuman di sini mudah menjadi resisten. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua obat yang tercantum dalam laporan antibiogram yang ditandai sebagai "sensitif" dapat digunakan.

Pencetus lain dari sakit saat kencing ialah tindakan katerisaasi yang kurang steril atau dilakukan terlalu lama, komplikasi adanya batu di saluran kencing, pembesaran prostat yang menghambat keluarnya air seni, sakit kelamin, atau kelainan anatomis di saluran kencing. Bila bepergian, kita juga bisa kurang minum selama beberapa hari, terutama di daerah yang panas. Setiap hambatan mengalirnya urine keluar tubuh akan menimbulkan gangguan dan mungkin mencetuskan infeksi. Karena itu, pembesaran prostat yang signifikan perlu dioperasi untuk melancarkan kencing. Obat-obatan untuk mengecilkan prostat sangat terbatas fungsinya, sehingga bagaimanapun operasi tetap harus dilakukan.

Pendapat umum yang mengatakan bahwa ISK diperoleh karena kencing di tempat umum yang tidak bersih, rasanya tidak benar. Wanita mengalami sakit kencing lebih sering, mungkin disebabkan uretranya lebih pendek sehingga kuman lebih mudah masuk.

Suatu hal yang cukup sering ditemukan adalah tisu yang digunakan untuk mengeringkan bagian yang basah dapat mencetuskan ISK atau gatal dan eksem setempat. Untuk membedakannya, Anda dapat mendiagnosis ISK dengan memeriksa urine di laboratorium. Bila menderita ISK, jumlah sel darah putih (leukosit) akan banyak sekali. Sebaiknya pastikan tidak ada serpihan tisu yang tertinggal di bagian tubuh yang baru saja dikeringkan. Mungkin kualitas kebersihan tisu memang kurang baik atau dapat saja mengandung zat-zat kimia yang merangsang daerah yang sensitif itu. Tisu juga dapat diproduksi dari bahan pulp kayu yang mengandung zat kimia, pestisida, atau berasal dari proses daur ulang kertas bekas.

Jadi, perhatikan kebersihan daerah sensitif Anda untuk menghindari ISK.