Find Us On Social Media :

Siapa Bilang Harus Menjauhi Gorengan?

By K. Tatik Wardayati, Senin, 12 Desember 2016 | 15:33 WIB

Makanan Gorengan Berisiko Kanker Prostat?

Intisari-Online.com - Siapa yang tak suka gorengan? Mungkin tak satu orang pun mengangkat tangan. Maka, ketika muncul kesadaran atau vonis dokter untuk diet rendah lemak, rendah kolesterol, Anda mungkin berpikiran, Matilah aku!

Sebenarnya tak separah itu. Diet rendah lemak, rendah kolesterol tak menabukan gorengan sama sekali. Apalagi, kehidupan di luar rumah cukup sulit untuk mendapatkan menu yang tidak digoreng. Menggoreng memang merupakan cara memasak yang paling banyak dilakukan. Gorengan pun disukai karena lezat, gurih, dan nikmat dibandingkan bila bahan makanan dimasak dengan cara lain. Minyak goreng selain sebagai penghantar panas juga memberikan rasa gurih berkat lemak yang terkandung di dalamnya. Karena lezat, orang pun lalu mengonsumsi gorengan dalam jumlah banyak. Padahal, pada saat kenyang dengan gorengan, ia sudah mengasup banyak kalori dan lemak. Bayangkan 1 sendok makan minyak goreng menyumbangkan kalori 87 kal dan lemak ± 10 g.

Makan gorengan tidak menaikkan kadar kolesterol, asal dimakan secara bijak. Biar bagaimanapun tubuh membutuhkan lemak meski dalam jumlah terbatas. Semua minyak goreng itu memang non-kolesterol. Walaupun demikian, lemak dalam minyak goreng yang banyak beredar di pasaran merupakan lemak jenuh yang akan membentuk kolesterol di dalam tubuh setelah melalui serangkaian proses metabolisme. Makan gorengan itu oke saja, asal.... tak berlebihan!

Saat makan siang di kantin atau di restoran bila menu yang tersedia hanya gorengan, tak jadi masalah. Temani saja makanan gorengan itu dengan sayur-mayur seperti lalap, sayur bening, sayuran rebusan atau tumisan, gado-gado ataupun karedok (tanpa kerupuk lebih baik).

Bila memungkinkan, sebelum mengonsumsi gorengan cobalah serap minyaknya dengan tisu. Ini akan mengurangi sedikit asupan lemaknya. Pilihlah gorengan yang potongannya tebal seperti perkedel, empal, ikan, atau ayam goreng karena lebih sedikit menyerap minyak dibandingkan dengan gorengan yang dipotong tipis dan digoreng kering, seperti keripik tempe, keripik bayam, kerupuk ataupun kremes. Gorengan yang berlapis tepung juga termasuk yang menyerap banyak minyak.

Bila hari ini menu Anda berupa gorengan sebaiknya menu untuk besok carilah yang non-gorengan seperti soto atau sup. Makan gorengan dua hari sekali tentunya lebih bijaksana, dibandingkan tiap hari.

Menggoreng dengan minyak kelapa ataupun minyak kelapa sawit tidak masalah, asalkan minyak baru. Setelah selesai menggoreng, tiriskan gorengan sampai tak ada lagi minyak yang menetes lalu serap minyak yang tersisa pada bahan makanan dengan tisu dapur. Dengan cara ini maka kandungan lemak pada gorengan akan berkurang. Sebaiknya minyak dipakai untuk menggoreng sebanyak dua atau tiga kali saja, hindari minyak jelantah karena akan meningkatkan kadar lemak jenuh pada makanan.

Menggoreng tahu dan tempe bacem di wajan antilengket tentunya sangat bijaksana karena tak perlu menggunakan banyak minyak. Hanya saja dibutuhkan kesabaran untuk sering membolak-balik bahan makanan sampai tergoreng merata. Api yang digunakan juga sebaiknya api kecil/sedang.

Yang ini lebih aman

Proses memasak lainnya yang tak kalah lezatnya adalah menumis. Proses memasak dengan cara ini, apalagi bila menggunakan wajan antilengket hanya menggunakan sedikit atau tanpa minyak goreng.  Gunakan minyak goreng tak jenuh seperti minyak zaitun, kanola, jagung, kedelai, atau minyak bunga matahari untuk mengurangi asupan lemak jenuh. Setel apinya sedang.

Kiat mengonsumsi gorengan secara bijak

Jadi, saat Anda berkomitmen untuk diet rendah lemak, rendah kolesterol, tak usah takut kehilangan makanan gorengan kesukaan Anda. Hanya saja, konsumsilah dengan bijak.

(Disarikan dari Menu Sehat)