Find Us On Social Media :

Merawat Organ Reproduksi Wanita

By K. Tatik Wardayati, Senin, 25 April 2011 | 14:15 WIB

Merawat Organ Reproduksi Wanita

Seorang ahli penyakit kandungan (ginekolog) mengemukakan, beberapa penyakit ginekologi dan gangguan fungsi reproduksi wanita merupakan masalah dalam masyarakat kita. Kini, masalahnya semakin kompleks lagi. Kalau dulu yang menjadi masalah sebatas kanker leher rahim, penyakit mola, dan kemandulan, kini kita mengenal lebih banyak jenis kanker, termasuk kanker payudara serta lebih sering terjadinya keguguran. Belum lagi masalah infeksi, termasuk HIV, dan perkosaan. Peluang terjadinya problem-problem itu sebenarnya dapat dicegah dan ditekan sekecil mungkin bila para wanita memenuhi tiga hal di bawah ini.

Pertama, mengenal organ reproduksi dan fungsinya, melalui pendidikan seks. Karena itu, jangan segan-segan meminta kepada dokter untuk menjelaskan tentang organ reproduksi. Bukan cuma vagina, rahim, saluran dan indung telur tetapi juga daerah selangkang (perineum) dan payudara. Dengan pengetahuan ini, dua hal berikutnya (memelihara kebersihan diri dan kebersihan dalam hubungan seksual, serta melakukan upaya preventif) dapat kita lakukan dengan baik dan penuh kesadaran.

Kedua, memelihara kebersihan diri dan kebersihan dalam hubungan seksual. Memelihara kebersihan pada dasarnya untuk mencegah infeksi (masuknya kuman) melalui saluran reproduksi. Seringnya terjadi infeksi merupakan salah satu penyebab kemandulan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memelihara kebersihan:

Ketiga, melakukan upaya pencegahan khusus. Tujuannya untuk menemukan atau mendeteksi dini beberapa kelainan. Juga untuk menekan biaya pengobatan bila terjadi infeksi atau kemandulan, atau biaya operasi maupun kemoterapi untuk kanker. Berbeda dengan penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan memelihara kesehatan, ada beberapa penyakit saluran reproduksi yang tidak dapat dihindari terjadinya. Namun, kemajuan bidang kedokteran telah memungkinkan penyembuhan (di antaranya sampai sempurna), asalkan penyakitnya segera ditangani. Contohnya, tumor payudara, kanker leher rahim, endometriosis.

Berikut ini hal-hal yang perlu mendapat perhatian:

Frekuensi pemeriksaan dibedakan menurut usia seperti terlihat dalam tabel berikut:

Jenis pemeriksaan Usia 18 - 39 th Usia 40 - 65 th Usia > 65 th
Memeriksa payudara sendiri Setahun sekali Setahun sekali
Mamografi Setiap 1 - 2 tahun Setahun sekali
Apus Pap (Pap smear) Tergantung hasil sebelumnya: tiap 1-3 tahun Tergantung hasil sebelumnya: tiap 1-3 tahun
Pertanda tumor

Setiap 2 - 3 tahun

Setahun sekali Setahun sekali
TORSCH Menjelang menikah

(Sumber: Intisari)