Find Us On Social Media :

Hati-hati Mengobati Diri Sendiri

By K. Tatik Wardayati, Senin, 9 Mei 2011 | 10:58 WIB

Hati-hati Mengobati Diri Sendiri

Saat ini berbagai jenis obat bebas dapat dengan mudah dibeli di mana-mana, dari warung pinggir jalan hingga apotek. Obat-obatan itu biasanya untuk penyakit-penyakit "ringan" macam batuk, pilek, diare, dan sakit kepala.

Sayangnya, kemudahan itu sering membuat kita dengan mudah pula mengobati diri sendiri begitu gejala penyakit muncul. Tanpa disadari, tindakan ini bisa mengancam jiwa. Sekadar contoh kasus, seseorang meninggal setelah minum obat flu, lantaran dirinya tidak mengetahui bahwa jantungnya tidak tahan terhadap salah satu kandungan obat yang dikonsumsi. Atau, seseorang tak terselamatkan jiwanya setelah menenggak obat dengan minuman yang mengandung zat, yang ternyata berefek buruk bila bersenyawa dengan obat itu.

Efek seketika itu bukanlah satu-satunya pengaruh buruk pemakaian obat bebas. Obat bebas juga berefek jangka sedang dan panjang bila tidak digunakan secara benar.

Namun, mengobati diri sendiri bukannya dilarang. Boleh saja dilakukan asal disertai kehati-hatian. Tetapi seseorang yang memiliki gangguan fungsi hati dan ginjal sebaiknya tidak sembarang minum obat. Pasalnya, kedua organ itu selalu disinggahi dulu oleh setiap obat sebelum menggempur penyakitnya. Kalau tetap minum obat dikhawatirkan berefek buruk pada kedua organ vital itu.

Untuk mengetahui kondisi kedua organ itu tentu diperlukan pemeriksaan dokter atau laboratorium klinik. Bila diketahui ada gangguan fungsi pada salah satu atau keduanya, kita perlu berhati-hati dalam mengonsumsi obat bebas. Demikian pula, bagi mereka yang pernah menderita penyakit yang menyerang organ-organ penting itu.

Selain hati dan ginjal, secara teoritis semua bagian tubuh akan mendapatkan akibat bila kita meminum obat semau gue tanpa landasan petunjuk dan pantangan obat tersebut. Obat tersebut bisa menyebabkan gangguan pada darah. Dalam jangka panjang bisa saja terjadi anemia atau rusaknya sel-sel lainnya dalam darah.

Obat-obat tertentu bahkan senang mengumpul di suatu organ tertentu. Tetrasiklin, misalnya. Bila dipakai dalam jangka panjang pada anak-anak, senyawa tetrasiklin yang berwarna kuning akan mengendap di gigi sehingga gigi secara permanen menjadi kuning. Yang lebih mengerikan, obat-obat tertentu bersifat karsinogenik Dalam jangka panjang akan menyebabkan kanker pada organ tertentu.

Oleh karena itu, dalam mengobati diri sendiri menggunakan obat bebas harus diperhatikan informasi atau peringatan yang tercantum dalam kemasannya. Patuhi petunjuknya. Bilamana dalam kemasan tidak ada petunjuk, tanyakan pada petugas apotek. Bila dalam kemasan terdapat informasi yang mengindikasikan obat tersebut tidak baik untuk Anda, sebaiknya jangan digunakan.

Bila tidak ada perbaikan setelah memutuskan untuk mengobati diri sendiri dengan obat bebas, segeralah menemui dokter. Ingat, Anda bisa meminum obat bebas hanya untuk jangka pendek.

Lebih baik lagi kalau Anda tidak buru-buru mengonsumsi obat bebas ketika gejala penyakit muncul. Gejala sakit kepala misalnya, tidak selalu bisa disembuhkan dengan obat bebas. Sebab, belum tentu gejala itu harus diatasi dengan obat. Kalau obat tetap dikonsumsi, beban hati dan ginjal, atau organ lain yang menjadi persinggahan obat tersebut, akan bertambah.

Ada baiknya pula kalau Anda memiliki catatan tentang riwayat kesehatan diri. Misalnya, Anda pernah menderita penyakit hati (lever) atau ginjal, pernah alergi terhadap obat tertentu dan sebagainya. Catatan itu dapat diselipkan dalam dompet misalnya. Dengan catatan itu, dokter bisa mengambil tindakan tepat untuk Anda bila mengalami musibah dan tak sadarkan diri.

(Sumber: Intisari)