Jurus Aman Menjaga Pencernaan

K. Tatik Wardayati

Penulis

Jurus Aman Menjaga Pencernaan

Karier cemerlang tentu dambaan setiap orang. Tapi kalau kecemerlangan itu dicapai dengan mengorbankan pola makan sehat, tak elok juga rasanya. Makan jadi kurang teratur, misalnya. Kalau kebiasaan ini berlanjut, organ pencernaan bisa babak belur, badan pun perlahan "hancur". Bagaimana menyiasatinya?

Dampak langsung makan terlambat biasanya rasa perih di ulu hati. Bila segera diisi makanan, gejala ini lazimnya akan hilang. Gangguan lainnya kita kenal sebagai maag, yang timbul karena produksi asam lambung berlebih. Penderitanya di Indonesia diperkirakan cukup besar, tapi karena keluhannya ringan dan umumnya dapat diobati sendiri, tak terlalu menjadi masalah. Namun, bila gejala maag sering datang, pemeriksaan lebih lanjut perlu dilakukan untuk memeriksa apa penyakit yang mendasari gejala ini. Jangan-jangan infeksi Helicobacter pylori.

Yang lebih parah dari maag adalah kerusakan selaput lendir yang disebut tukak atau ulcus pepticum. Penyakit terakhir ini kerap juga dinamai peptic ulcer disease (PUD) yang menyerang lambung atau usus 12 jari. Pencetusnya umumnya infeksi bakteri H.pylori dan pemakaian obat pereda nyeri dan aspirin dalam jangka waktu panjang.

Stres psikis diduga jadi salah satu faktor penyebab. Namun, banyak studi menunjukkan hasil berbeda-beda, sehingga belum dapat disimpulkan secara pasti ikut sertanya faktor psikis sebagai salah satu pencetus PUD.

Bagaimanapun, mencegah tentunya lebih baik bila dibandingkan dengan pengobatan. Cara pencegahan terbaik tentu membiasakan diri makan teratur. Bukan hal yang mudah dilakukan di tengah kesibukan, tapi bukan tak mungkin dilakukan. Berikut beberapa kiat yang bisa dilakukan agar kesibukan tak sampai mengorbankan "keutuhan" pencernaan.

Jika makan teratur Anda jadikan salah satu hal yang penting dalam hidup, niscaya pencernaan Anda akan "aman" dan karier Anda pun akan "aman".

(Disarikan dari Intisari)