Penulis
Sakit jantung bisa berasal dari gigi. Ini bukan guyonan namun bisa saja menimpa Anda.Menurut penelitian, memang gangguan maupun infeksi pada gigi itu bisa menimbulkan rasa nyeri dan disfungsi pada tubuh lain, termasuk jantung. Masalah gigi itu antara lain infeksi di bawah maupun sekitar gigi, masalah pada bagian akar gigi, dan racun yang berasal dari tambalan gigi.Pada saat gigi infeksi, racunnya itu dapat merembes dan menghilangkan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya timbul penyakit-penyakit degeneratif kronis di seluruh tubuh. Diperkirakan akar gigi merupakan tempat bersarangnya kuman. Walau sudah dibersihkan kadang masih ada yang tertinggal.Amalgam yang biasa dipakai untuk menambal gigi berlubang bisa menjadi biang keladi penyakit jantung juga. Amalgam yang mengandung merkuri dapat menimbulkan ketidakseimbangan sistem saraf otonomik dan ini mempengaruhi fungsi jantung sehingga bisa terjadi kekejangan pada pembuluh darah atau pada jantung itu sendiri.Waspadai pula gigi berlubang atau gusi rusak yang bisa menjadi pintu masuk bakteri untuk menyerang katup maupun otot jantung. Gejalanya berupa demam, bising jantung, perdarahan di bawah kulit, bahkan embolisasi atau penyumbatan pembuluh darah kecil di organ-organ tubuh lainnya.Menurut penelitian, diperkirakan bahwa seseorang dengan penyakit pada gusi berisiko 2 - 3 kali lebih tinggi terkena serangan jantung daripada orang dengan gusi sehat. Alasannya, plak yang terbentuk pada gigi menimbulkan radang kronis pada gigi sehingga terjadi iritasi, bengkak, dan berdarah saat disikat. Kalau plak ini tidak dibuang, gusi lama kelamaan akan meregang dari gigi sehingga terbentuk kantongan yang berisi bakteri. Yang paling sering adalah Streptococcus sanguis.Bakteri tadi bisa menghasilkan protein yang bisa merangsang penggumpalan platelet. Bila butir darah merah menempel pada protein ini ia mulai menggumpal. Itulah sebabnya bila bakteri ini sampai ikut dalam aliran darah, maka ia bisa menjadi faktor penyebab timbulnya serangan jantung dan stroke.Jadi, bakteri pada gigi diperkirakan bisa merusak kesehatan sistem kardiovaskuler dalam tiga cara: