Find Us On Social Media :

Lorong Masa: Kereta Uap NITM, Naik Ini Tentu Mati (1)

By Verena Gabriella, Jumat, 16 Agustus 2013 | 17:00 WIB

Lorong Masa: Kereta Uap NITM, Naik Ini Tentu Mati (1)

Intisari-Online.com - Kecelekaan kereta bukan lagi hal asing di Indonesia. Sejak kemunculan pertamanya di tahun 1881, sudah banyak kasus kecelakaan kereta. Berikut ini disajikan sebuah artikel lama yang diterbitkan di Intisari edisi Oktober 1979 dengan judul asli "Setiap Empat Jam ada Orang ditabrak Trem Uap di Betawi", sebagai peringatan 50 tahun perjalanan Intisari. 

Selama beberapa puluh tahun Jakarta memiliki alat angkutan umum yang termasuk keanehan. Kendaraan istimewa ini boleh dimasukkan dalam ruangan. Loknya tidak diisi air kemudian dipanaskan dengan batubara atau kayu sehingga menjadi uap dan uap itu kemudian dipakai sebagai tenaga penggerak. Tidak. Loknya terdiri dari sebuah ketel yang di pangkalannya di Kramat diisi dengan uap yang sudah jadi dengan tekanan tertentu.

Dengan uap "kalengan" ini dalam perutnya, sang trem cukup kuat untuk "narik" dari Kramat ke Kota kemudian kembali lagi ke Kramat lalu ke Mester dan balik lagi ke pangkalannya. Di sini perutnya hams diisi lagi. Tidak jelas siapa penemu sarana pengangkutan ini atau apakah dia diimpor langsung atau diasembling di negeri ini, tapi yang terang bukan merupakan temuan yang sempurna.

Di musim hujan uapnya terlalu cepat mendingin sehingga tremnya menjadi lemas lalu macet di jalan. Bahkan di musim kemarau pun, kadang-kadang kekuatannya tidak cukup memadai untuk menarik gerbong-gerbongnya melintasi jembatan Kramat, sehingga sudah menjadi pemandangan biasa melihat lok yang ngos-ngosan berusaha sekuat tenaganya untuk menarik lintas gerbong trem tapi tidak berhasil sebelum didatangkan sebuah lok tambahan untuk mendorongnya.

Trem uap ini memulai sejarahnya dalam tahun 1881 dengan diberikannya konsesi pengusahaannya kepada firma Diimmler dengan keputusan tertanggal 30 Maret. Modal pertamanya berjumlah 1.150.000 gulden. Karena pengelolanya firma yang sama, maka jalan bekas trem tenaga kuda dimanfaatkan untuk trem uap baru ini dan kemudian akan diganti secara

bertahap. Untuk peremajaan ini saja perusahaan baru itu yang bernama NITM (Nederlandsch-Indische Tramweg Maatschappij) tidak berdaya sebelum mendapat pinjaman dari beberapa perusahaan dagang di Amsterdam.

Menurut surat keputusan tahun 1881 trem uap ini mempunyai tiga trayek, yakni dari Jakarta Kota (Pasar Ikan); Harmoni lewat rijswijk Zuid (jl. Segara) melampaui kantor pos pusat dan istana Weltevreden (Lap. Banteng) sampai Kramat. Yang ketiga dari Kramat sampai pasar Mester (Jatinegara).(Bersambung)