Find Us On Social Media :

Lorong Masa: Kereta Uap NITM, Naik Ini Tentu Mati (3)

By Verena Gabriella, Jumat, 16 Agustus 2013 | 17:20 WIB

Lorong Masa: Kereta Uap NITM, Naik Ini Tentu Mati (3)

Intisari-Online.com - Kecelekaan kereta bukan lagi hal asing di Indonesia. Sejak kemunculan pertamanya di tahun 1881, sudah banyak kasus kecelakaan kereta. Berikut ini disajikan sebuah artikel lama yang diterbitkan di Intisari edisi Oktober 1979 dengan judul asli "Setiap Empat Jam ada Orang ditabrak Trem Uap di Betawi", sebagai peringatan 50 tahun perjalanan Intisari. 

Sehubungan dengan ditabraknya seorang wanita di dekat Gang Pool (sekarang Jl. Veteran II), jaksa agung mr. R. van Goens menamakan NITM itu "satu Minotaurus modern". Entah apa penyebab kecelakaan-kecelakaan yang sering terjadi itu. Sayang penulis-penulis masa lampau itu tidak menjelaskannya.

Sedangkan kalau kita teliti langkah-langkah pengamanan yang dikeluarkan secara khusus oleh pihak kepolisian untuk trem uap, antaranya bahwa peralatan harus memenuhi syarat, dan kecepatannya tidak boleh melampaui 15 km sejamnya, tentunya kemungkinan kecelakaan sangat diperkecil.

Ternyata tremnya yang harus mengalah. Pada tanggal 1 Juni 1889 Residen O.M. de Munserink memutuskan bahwa trem harus mengurangi kecepatannya. Tetapi enam bulan pihak NITM berhasil meniadakan peraturan yang menghambat itu.

Sejak itu, demikian kata orang, kecelakaan-kecelakaan meningkat lagi. Sekalipun kemudian beberapa lin sudah mulai digunakan trem listrik (1901, lin Kramat - Pengarengan - Menteng - Kampung Lima – Tanah Abang ke Harmoni) trem uap yang dikutuk orang itu ternyata masih cukup panjang usianya.

Di samping trem listrik, oplet, taksi dan kendaraan lain yang lebih cepat dan nyaman, trem uap gigih mempertahankan hayatnya dengan terengah-engah merayapi jalan-jalan ibukota. Ajalnya baru tiba limapuluh tahun kemudian, tepatnya tanggal 30 September 1933 ketika sang trem menghembuskan uapnya yang penghabisan.

Sebab besoknya, tanggal 1 Oktober, seluruh jaringan trem di Jakarta telah dilistrikkan. Buntut kisah ini masih ada. Pimpinan perusahaan BVM (Bataviaasche Vervoersmaatshcappij) ingin menawarkan salahsebuah lok uapnya untuk disimpan di Museum, sebagai kenang kenangan bagi generasi mendatang, tetapi ditolak.

Mana ada tempat buat monster seperti itu diantara area-area dan porselen? Dulu belum ada museum kereta api seperti yang sekarang ada di Ambarawa. Mungkin bisa diselipkan di sini, biarpun kereta dengan "uap kalengan" ini sebuah trem kota. Lok tertua yang diperagakan di Ambarawa berasal dari tahun 1891.(Selesai)