Find Us On Social Media :

Lorong Masa: Korupsi Akut di Hongkong (4)

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 16 Agustus 2013 | 15:40 WIB

Lorong Masa: Korupsi Akut di Hongkong (4)

Intisari-Online.com - Korupsi rasanya tidak pernah ada jeda untuk dibahas. Tidak di Indonesia, tidak di negara lainnya, dampaknya adalah momok berbahaya yang siap menggerogoti apa saja. Halus, licik, tapi jika dibiarkan ia akan menjadi pembunuh yang paling sistemik. Intisari April 1975 secara eksklusif pernah membahas bagaimana korupsi menjadi “tradisi” di Hongkong. Tidak ada yang mengira bahwa Taffy Hunt akan menjadi koruptor kelas kakap. Bisa jadi istri pertamanya, Betty. Hunt muda adalah pribadi yang tegas. Dia adalah tipe pekerja yang tidak betah hanya berlama-lama berdiam diri di meja kantor.

Hunt memulai meniti karir menjadi polisi pada 1950 di kotanya. Jika sudah menjadi polisi besar nanti, ia ingin sekali berada di bagian reskrim. Itu cita-citanya. Alih-alih bahagia, bekerja menjadi agen polisi di Glamorgan malah sering membuatnya uring-uringan. Beberapa bulan kemudian dia melamar menjadi polisi di Hongkong dan masuk. Tahun 1952, dia terbang ke Hongkong dan mengikuti pendidikan polisi di sana.

Hunt muda adalah polisi yang idealis. Dia adalah pembenci komunis yang kaffah. Setelah lulus dari pendidikan polisi, Hunt ditugaskan berpatroli di pelabuhan Tsim Tsa Tsui. Di tempat itu, Hunt mulai menemui banyak keculasan yang dilakukan oleh corps pelayan masyarakat ini. Tapi Hunt masih keukeuh, dia masih anti segela tetek bengek ikhwal suap.

Salah satu polisi yang ditemui di pelabuhan Tsim Tsa Tsui mempunyai julukan “Mo Tsin Mo Meng”, secara harfiah berarti tidak ada duit tidak ada hidup. Beberapa kali ia memberi instruksi kepada Hunt untuk meniru apa yang dilakukan, tapi Hunt tetap pada pendirian.

Pada 1953, Hunt dipindahkan ke Cheung Chau dan diberi kapal sendiri dengan 22 awak. Awalnya ia bahagia karena merasa dipromosi, tapi Hunt salah. Hunt justru dibuang ke tempat baru karena dianggap berbahaya.

Ia masih polisi yang idealis. Dia akan menceritakan setiap aksi heroiknya menangkap penyelundup kepada istri pertamanya, Betty. Ia akan bercerita bahwa dia baru saja menolak uang yang jumlahnya tak sedikit. Ia lagi-lagi dipindahkan, kali ini ke Tai O, sarang candu.

Semuanya berubah saat Betty lahir. Gaji Hunt yang hanya 50 pon sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Beberapa kali dia berhutang kepada rekan-rekannya yang hidupnya relatif lebih mapan. 1954 Hunt naik pangkat. Pad fase ini, Hunt justru muncul niat bejat; ingin kaya lewat jalan korupsi. Ketika suatu hari dia ditawarkan “uang damai” Hunt langsung menerimanya dengan mantap.

Sejak itu, sepakterjang Hunt kian menjadi-jadi. Apalagi saat dia ditempatkan di darat. Ia segera didekati oleh sindikat dan dijatah 80 pon untuk satu bulan. Tapi Hunt tak mau dengan nilai yang hanya segitu, setelah tawar menawar insten, Hunt akhirnya mendapat 200 pon untuk sebulan.

Tahun 1958 Hunt dipindahkan lagi Bay-view, divisi Wanchai. Di tempat baru, Hunt jadi boss cum perwira senior. Uang jatahnya naik menjadi 1000 pon perbulan. Keuangan yang kian “membaik” membuat gaya hidup Hunt juga berubah total. Meski demikian, pernikahannya dengan Betty, hancur berantakan. (Bersambung)