Penulis
Intisari-Online.com - Bendungan Jatiluhur di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat Diresmikan 27 Agustus 1968. Bendungan terbesar di Indonesia ini oleh pemerintah dinamai Waduk Ir. H. Juanda. Peletakan batu pertama pembangunan dilakukan oleh Presiden Soekarno.Luasnya 8300 Ha dengan potensi air yang tersedia sebesar 12.9 milyar m kubik per tahun dan merupakan waduk serbaguna pertama di Indonesia. Bendungan mulai dibangun sejak tahun 1957 oleh kontraktor asal Prancis Coyne et Bellier dan Compagnie Francaise d’Enterprise. Tanggal 19 September 1965 merupakan kunjungan terakhir Ir. Soekarno ke bendungan Jatiluhur, yakni sebelas hari sebelum pecahnya peristiwa G 30 S PKI.Di dalam waduk terpasang enam unit turbin dengan daya terpasang 187 MW dengan produksi listri rata-rata 1000 juta kwh setiap tahun. Bendungan Jatiluhur juga memiliki fungsi penyediaan air irigasi untuk 242.000 Ha sawah (dua kali tanam setahun), air baku air munum, budi daya perikanan dan pengendali banjir.Awalnya bendungan Jatiluhur merupakan satu-satunya bendungan yang ada di jalur sungai Citarum, sebelum dibangun pula waduk Saguling yang beroperasi tahun 1985 dan dilanjutkan waduk Cirata yang beroperasi pada tahun 1988. Manfaat lain dari bendungan ini adalah menyediakan air baku untuk DKI Jakarta, pengendalian banjir di Karawan dan sekitarnya serta pengembangan pariwisata dan olahraga air. Berlokasi kurang lebih 100 km tenggara Jakarta, tahun lalu Warga Kampung/Desa Galumpit, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta diheboh bendungan Jatiluhur ini. Ikan yang ternyata bernama Lepisus Peus ini aslinya berhabitat di Amerika Tengah dan Amerika Latin. Ikan berkepala mirip buaya ini sempat tertangkap jaring nelayan setempat. Memiliki gigi tajam ini adalah ikan omnivora. (Pelbagai sumber)