Pernikahan Putri Sultan Yogya: Kambing Guling dan Gudeg Manggar jadi Hidangan Spesial Pernikahan Putri Sultan

Ade Sulaeman

Penulis

Pernikahan Putri Sultan Yogya: Kambing Guling dan Gudeg Manggar jadi Hidangan Spesial Pernikahan Putri Sultan

Intisari-Online.com -Kambing Guling dan Gudeg Manggar akan menjadi hidangan spesial yang disajikan bagi para tamu yang hadir di resepsi pernikahan putri Raja Keraton Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X, yakni Gusti Kanjeng Ratu Hayu dengan Kanjeng Pangeran Haryo Notonegoro.

Sumartoyo, Koordinator Hidangan untuk acara Pawiwahan Ageng, menjelaskan untuk menu kambing guling ini tentu saja spesial karena merupakan menu kesukaan Sultan HB X dan istrinya GKR Hemas.

“Ngarso dalem dan Kangjeng Ratu Hemas suka sekali dengan menu itu, mereka tidak takut kolesterol,” ujar Sumartoyo, kepada Tribun Jogja, Sabtu (19/10/2013) di Bangsal Kencana.

Sumartoyo yang juga General Manager Restoran Bale Raos mengatakan bahwa pihaknya sudah menyiapkan 200 kilogram daging kambing. Nantinya daging kambing itu dimasak dengan cara di panggang dipadukan dengan kare sayuran, dengan sayuran berupa kembang kol dan wortel yang dimasak kare. "Menu kare sayuran itu adalah menu yang jarang dijumpai," tandasnya.

Sedangkan menu umum yang dihidangkan adalah menu-menu khas keraton Yogyakarta. Menu-menu tersebut adalah pesanan Hemas, karena tidak biasa dihidangkan di luar keraton. Antara lain gudeg manggar, tahu guling khas Yogyakarta. Untuk gudeg manggar ini selalu disajikan saat pernikahan putri-putri keraton sebelumnya. Dan perlu diketahui, gudeg manggar ini menjadi hidangan favorit para tamu saat pernikahan agung GKR Bendara dan KPH Yudanegara pada 2011 lalu.

"Untuk manggarnya kami sudah pesan pada penjual gudeg manggar di daerah Srandakan Bantul," ujarnya.

Hidangan khas keraton yang lainnya antara lain ada dendeng adi berupa daging sapi yang dimasak dengan kluwih (santan) dan hidangan ini hanya bisa disajikan untuk acara penting.

Begitupun hidangan untuk VVIP yang akan disantap mulai dari Presiden hingga duta besar, berupa beef steak sirloin yang disajikan dengan citarasa Jawa dengan kuah rawon. Menu lainnya ada King prawn yang berupa udang yang digoreng dan disajikan dengan bumbu-bumbu jawa. Begitupun dengan kudapannya untuk tamu VIP dan reguler seperti manuk nom, prawan kenes, dan randha tapa. "Kudapan khas keraton ini adalah makanan kegemaran Raja mulai dari Sultan HB VII dan IX," ujarnya.

Untuk minuman ada es camcao, wedang secang, lemon jahe, dan juga bir jawa. Minuman ini kerap dijadikan welcome drink bagi yang bertamu ke keraton. Sedangkan hidangan pada 23 Oktober ada burung puyuh lada hitam dengan minuman es ronde.

Sedangkan menu yang disukai kedua pengantin, menurut Sumaryoto tidak dipesan khusus. Yang dia tahu, baik Hayu maupun Notonegoro suka makan soto, khususnya soto ayam. Menu soto juga akan dihidangkan pada acara dua hari tersebut. “Kedua pengantin sangat Njawani, enggak neko-neko. Suka soto. Apa saja mau, asalkan bukan udang,” kata Sumaryoto.

Untuk katering, Sumartoyo mengatakan pihak keraton telah memesan pada tiga katering yakni Bale Raos Keraton, Katering S2 di Semarang, dan Karunia dari Yogya. Menurutnya katering itu sudah menjadi langganan tiap hajatan besar di keraton. "Selain dari citarasa masakannya, katering itu mampu memberikan pelayanan yang terbaik. Bisa mengeluarkan menu dalam jumlah 2.000-3.000 dalam hitungan jam," ujarnya.

Sumartoyo mengatakan pihaknya juga membuka Dapur Jaga 24 Jam yang dipusatkan di Bale Raos. Fungsinya adalah untuk mengakomodir kebutuhan menu dan hidangan selama prosesi acara. "Kami pastikan sudah siap untuk melayani hidangan baik keluarga dan tamu-tamu undangan," pungkasnya.