Penulis
Intisari-Online.com -Sebuah pernyataan teduh keluar dari mulut pemimpin besar Korea Utara, Kim Jong Un, saat perayaan Tahun Baru 2014. Presiden ketiga Korut tersebut menyerukan terciptanya iklim kondusif dengan menciptakan perbaikan hubungan dengan seterunya Korea Selatan.
Bisa dibilang, pesan singkat tersebut relatif langka yang keluar dari pemimpin sebuah negara yang berseteru. Pada 2013 pun, hubungannya keduanya terbilang sangat ekstrem dan tegang.
Televisi dijadikan alat yang paling tepat oleh Kim untuk “menyerukan” perdamaian tersebut. Ia dengan tegas mengatakan, sudah saatnya bagi kedua semenanjung untuk menghentikan perseteruan yang seolah tidak ada ujung. Persatuan dan rekonsiliasi harus segera dilakukan.
“Kami akan bergandengan tangan dengan siapa pun yang memilih untuk memberian prioritas kepada bangsa dan keinginan untuk reunifikasi, lepas dari masa lalu, dan mencapai hubungan kedua Korea yang lebih baik,” Ujar Kim.
Meski demikian, ada pernyataan tegas dari presiden muda tersebut. ia mengaku tidak akan meminta belas kasihan negara mana pun untuk mencapai pakta perdamaian yang dia idamkan tersebut. Dia juga dengan tegas mengecam manuver nuklir yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Korea Selatan, sekaligus menjadikan ini sebagai tantanga bagi Korut untuk melancarkan perang nuklir.
Tapi Kim tetap menyerukan kepada warganya untuk tetap waspada. “Jika perang pecah lagi di kawasan ini, tentu akan membawa bencara nuklir besar-besaran dan AS tidak akan pernah aman,” kata Kim tegas. (Kompas)