Penulis
Intisari-Online.com -Dalam buku terbarunya, Penghancuran Buku dari Masa ke Masa, Fernando Beaz menyebutkan secara khusus bahwa salah satu musuh terbesar penghancuran buku adalah api.
Pada kasus kebakaran yang menimpa Gedung C Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik F(FISIP), UI, Selasa, (7/1), api kembali menunaikan tugasnya dengan fasih; membakar 3000 koleksi buku yang ada di dalamnya.
3000 buku tersebut adalah koleksi buku sosiolog UI Dr Iwan Gardono Sujatmiko sejak masa studi di Harvard.
“Buat kami kalangan akademisi, buku-buku tersebut sangat berharga. apalagi itu koleksi beliau (Imam Gardono) selama di Harvard University selama 10 tahun,” ujar Arie Soesilo, Dekan FISIP kepada tribunnews.com.
Bambang Shergi, eks Dekan FISIP yang sekarang menjabat sebagai dosen kesejahteraan sosial, menjelaskan bahwa buku-buku tersebut merupakan koleksi pribadi Iwan Gardono Sujatmiko yang disumbangkan kepada FISIP UI.
Selain harganya yang tak ternilai, sebagian buku-buku tersebut termsuk kategori buku langka dan tak dapat dicari lagi. Secara tegas Bambang menekankan, bahwa koleksi-koleksi tersebut termasuk yang terbaik di Indonesia.
“Ke depannya, kami akan mengandalkan orang-orang yang sudah memfotokopi buku-buku tersebut untuk kembali melengkapi koleksi buku yang terbakar,” ujar Bambang.
Tak hanya buku-buku tak ternilai, api juga sukses melumat yang lain, termasuk arsip-arsip akademik juga arsip nilai para mahasiswa. Tidak seperti buku yang mustahil terselamatkan, arsip-arsip yang terbakar sudah banyak tersalin secara digital dalam komputer.
“Di situ banyak kertas dan surat-menyurat, sehingga api meyebar dengan sangat cepat,” tambah Arie. (tribunnews.com)